Daftar Isi:
  • Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa persentase anak dengan konsumsi energi dan protein kurang dari 70% AKG adalah 33,4%. Sedangkan berdasarkan penelitian menunjukkan konsumsi kalsium pada anak sekolah kelas 4 dan 5 SD hanya 246,5 mg per hari sedangkan AKG nya adalah 1000 mg per hari sehingga masih memerlukan upaya peningkatan sampai pada terpenuhinya kebutuhan perorangan. Pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah ini yaitu pembuatan suatu produk pangan sebagai Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan dilengkapi fortifikasi bahan makanan tingi kalsium. Salah satu bahan makanan tinggi kalsium dan mudah didapatkan di Indonesia adalah wijen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung wijen terhadap kadar kalsium dan mutu organoleptik pada cake ampas tahu. Penelitian ini menggunakan True Experimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 4 taraf perlakuan dan 6 kali replikasi. Perlakuan yang diterapkan adalah dengan penambahan tepung wijen pada masing-masing perlakuan, yaitu P0 (tanpa penambahan), P1 (penambahan 30 gram), P2 (penambahan 40 gram), P3 (penambahan 50 gram). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara penambahan tepung wijen terhadap kadar kalsium (p=0,000) pada cake ampas tahu, dengan kadar kalsium tertinggi pada perlakuan P3. Pengaruh yang signifikan juga terdapat pada mutu organoleptik variable rasa, aroma, dan tekstur pada cake ampas tahu dengan penambahan tepung wijen (p < 0,05), dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada mutu oraganoleptik variabel warna (p > 0,05). Perlakuan terbaik terdapat pada produk cake P2. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan tepung wijen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar kalsium dan mutu organoleptik (rasa, aroma, tekstur) pada cake ampas tahu.