Pembuatan Biskuit Bebas Gluten Dan Bebas Kasein Bagi Penderita Autis (Kajian Proporsi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Tepung Kacang Hijau (Phaesolus Radiates L.) Dan Persentase Margarin
Daftar Isi:
- Anak Penyandang Autis Jumlahnya Semakin Bertambah Dari Tahun Ke Tahun, Bukan Hanya Di Negara-Negara Maju Tetapi Juga Di Negara Berkembang Seperti Indonesia. Hasil Penelitian Yang Dilakukan Oleh Pusat Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Di Amerika Serikat Atau Centers For Disease Control And Prevention (CDC) Menyatakan Bahwa Pada Tahun 2012 Terjadi Peningkatan Yang Cukup Memprihatinkan Dengan Jumlah Rasio 1 Dari 88 Orang Anak Saat Ini Mengalami Autis, Meningkat Tajam Dibanding Pada Tahun 1987 Dengan Jumlah Rasio 1 Dari 5.000 Orang Anak Mengalami Autis. Penanganan Yang Tepat Sangat Diperlukan Baik Dari Segi Psikososial Maupun Asupan Makanan Yang Sehat Dan Bergizi. Salah Satu Terapi Diet Yang Umum Dianjurkan Pada Anak Penderita Autis Adalah Diet GFCF ( Gluten Free Casein Free ). Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mendapatkan Proporsi Tepung MOCAF Dan Tepung Kacang Hijau Yang Tepat Pada Produk Biskuit Sebagai Alternatif Bahan Baku Bebas Gluten Dan Kasein Yang Dapat Dikonsumsi Oleh Penderita Autis. Penelitian Ini Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Dengan 2 Faktor Yaitu Faktor Pertama Adalah Proporsi Tepung MOCAF : Tepung Kacang Hijau (55:45, 65:35, 75:25, 85:15) Dan Faktor Kedua Yaitu Penambahan Margarin (25%, 35%), Didapat 8 Perlakuan Dan Diulang Sebanyak 3 Kali Sehingga Jumlah Unit Percobaan Keseluruhan Adalah 24 Unit. Data Yang Diperoleh Dianalisis Menggunakan Metode Analisis Ragam/ANOVA. Jika Terdapat Beda Nyata Pada Interaksi Kedua Perlakuan Dilakukan Uji Lanjut DMRT, Jika Tidak Terdapat Interaksi Namun Di Salah Satu Perlakuan Atau Keduanya Terdapat Beda Nyata, Maka Dilakukan Uji Lanjut BNT Dengan Α = 5%. Pemilihan Perlakuan Terbaik Menggunakan Metode Pembobotan (De Garmo). Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Rasio Tepung MOCAF Dan Tepung Kacang Hijau Berpengaruh Nyata (Α = 5%) Terhadap Kadar Abu, Air, Pati, Serat Kasar, Daya Kembang Dan Kecerahan (L) Biskuit. Sedangkan Tingkat Penambahan Margarin Berpengaruh Nyata Terhadap Kadar Lemak, Daya Patah, Kemerahan (A+) Dan Kekuningan (B+) Biskuit. Perlakuan Terbaik Secara Fisik Kimia Diperoleh Pada Perlakuan Rasio Tepung MOCAF : Tepung Kacang Hijau 55:45 Dan Penambahan Margarin 25% Dengan Karakteristik Kadar Abu 0,6692%, Kadar Air 8,7412%, Kadar Lemak 18,5944%, Kadar Pati 48,4796%, Kadar Serat Kasar 3,6821, Daya Kembang 71,6931%, Daya Patah 12,5570 N, Kecerahan (L) 57,0667, Kemerahan (A+) 17,1000 Dan Kekuningan (B+) 29,6000. Sedangkan Perlakuan Terbaik Secara Hedonik Organoleptik Diperoleh Pada Perlakuan Rasio Tepung MOCAF : Tepung Kacang Hijau 65:35 Dan Penambahan Margarin 25% Yang Memiliki Skor Kesukaan Warna 3,72 (Disukai), Aroma 3,64 (Disukai), Tekstur 3,68 (Disukai) Dan Rasa 3,24 (Netral). Hasil Pengujian Elektroforesis Pada Semua Sampel Biskuit Tidak Ditemukan Adanya Gluten Dan Kasein Yang Menandakan Bahwa Biskuit Aman Dikonsumsi Bagi Penderita Autis Dan Pada Analisa Perlakuan Terbaik Yaitu Dengan Menggunakan Metode Seliwanoff Untuk Analisa Fruktosa Secara Kualitatif, Diketahui Bahwa Gula Yang Terdapat Pada Biskuit Terbukti Adalah Gula Fruktosa, Dimana Gula Tersebut Merupakan Gula Yang Dianjurkan Bagi Penderita Autis.