Pengaruh Penambahan Air Rebusan Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus) Dan Waktu Inkubasi Terhadap Kekenyalan, Kalsium (Ca), Serat Kasar Dan Organoleptik Nata De Whey

Main Author: Ratri, GensikaGigihSeptianing
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137214/1/ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/137214/1/RIWAYAT_HIDUP.pdf
http://repository.ub.ac.id/137214/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/137214/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 3 April 2014 sampai dengan 28 Mei 2014 di Laboratorium Rekayasa dan Pengolahan Hasil Ternak Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Analisis Serat Kasar dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Analisis Kalsium (Ca) dilakukan di Laboratorium Biomol Fakultas MIPA Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) terhadap kekenyalan, (Ca), serat kasar dan organoleptik Nata de whey. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang penambahan kecambah kacang hijau terhadap kekenyalan, (Ca), serat kasar dan organoleptik Nata de whey. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah whey keju yang diperoleh dari Pabrik Keju Milik Dinas Peternakan di Desa Mbambang, Wajak, Malang. Metode yang digunakan adalah percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 faktor dan apabila terdapat perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji Duncan’s. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanpa penambahan air rebusan kecambah kacang hijau (P0) dan dengan penambahan air rebusan kecambah kacang hijau 5% (P1), 10% (P2) dan 15% (P3), dan waktu inkubasi 7 hari (W1), 11 hari (W2) dan 15 hari (W3). Variabel penelitian meliputi Kekenyalan, Serat Kasar, (Ca) dan Organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan air rebusan kecambah kacang hijau dan waktu inkubasi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata kekenyalan nata de whey. Interaksi penambahan air rebusan kecambah kacang hijau dan waktu inkubasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap nilai rata-rata (Ca), yaitu pada penambahan 15% (16,92%) dan waktu inkubasi 7 hari (18,61%). Perbedaan yang sangat nyata juga di tunjukkan pada interaksi penambahan air rebusan kecambah kacang hijau dan waktu inkubasi terhadap serat kasar nata de whey, yaitu pada penambahan 15% (51,87%) dan waktu inkubasi 15 hari (44,53%). Penambahan air rebusan kecambah kacang hijau dan waktu inkubasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma dan rasa nata de whey, tetapi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap organoleptik nata de whey. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan air rebusan kecambah kacang hijau sebanyak 15% adalah yang terbaik dan dengan waktu inkubasi maksimal 15 hari, namun penambahan ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekenyalan, aroma dan rasa nata de whey, melainkan terhadap (Ca) dan serat kasar nata de whey.