Daftar Isi:
  • Mie basah adalah salah satu jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pencetakan dan pemotongan. Kalsium merupakan salah satu makro mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Pada mie basah Kalsium hanya terkandung sebanyak 14 mg per 100 g. Rata-rata konsumsi Kalsium orang Indonesia hanya sebesar 270-300 mg/hari sedangkan kebutuhan Kalsium yang dianjurkan bagi remaja sebesar 1.100-1.200 mg/hari. Mutu fisik pangan merupakan sifat yang memegang peranan penting dalam standarisasi mutu produk. Daya putus merupakan parameter penting untuk produk-produk yang elastis seperti mie basah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar Kalsium dalam pembuatan mie basah. Penelitian ini merupakan penelitian true exsperiment dengan mie basah yang disubstitusikan tepung daun kelor dengan proporsi 0%, 5%, 10%, dan 15% dengan 5 kali replikasi. Sampel yang disubstitusikan diolah menjadi mie basah tepung daun kelor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar Kalsium (p = 0,001) dan meningkat signifikan dengan perlakuan 15%, namun pada hasil daya putus (p = 0,003) menunjukkan hasil substitusi tepung daun kelor hampir sama dan tidak ada beda nyata terhadap daya putus mie basah. Konsumsi mie basah kelor sebanyak satu porsi (100 g) dapat memenuhi kebutuhan Kalsium sebesar 14% dari AKG. Kesimpulannya, tepung daun kelor sebagai bahan substitusi tepung terigu pada mie basah meningkatkan kadar Kalsium pada mie basah namun tidak memberikan hasil yang berbeda pada daya putus mie.