Daftar Isi:
  • Sebanyak 220-250 juta orang di dunia menderita alergi makanan. Alergi makanan merupakan reaksi menyimpang yang terjadi karena meningkatnya kadar immunoglobulin E (Ig E) sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Alergi susu sapi adalah alergi yang sering terjadi, untuk menggantikannya digunakan susu berbahan dasar kedelai. Setelah ditemukan alergi kedelai, maka dikembangkan berbagai penelitian formulasi susu. Salah satunya adalah kentang sebagai bahan dasar, namun olahan susu kentang tidak memiliki kandungan protein. Salah satu bahan makanan yang mengandung protein adalah bekatul beras. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan bekatul beras (Oryza Sativa) terhadap perubahan kadar protein dan mutu organoleptik pada susu berbahan dasar kentang (Solanum tuberosum L.), serta mendapatkan perlakuan terbaik. Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan acak lengkap. Persentase penambahan bekatul beras adalah 0%,2%,5%,10% dan 30% dengan masing-masing 5 kali replikasi pada susu berbahan dasar kentang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal Wallis. Hasil penelitian pada setiap perlakuan P0;P1:P2;P3;P4 berturut-turut menunjukkan rerata kadar protein 0,314%;0,619%;1,104%;1,638%;2,976% (p<0,05) dengan modus penerimaan warna 3;2;2;2;1, aroma 3;3;3;3;1, tekstur 3;3;2;2;1, dan rasa 3;2;2;2;1, serta didapatkan Nilai Hasil (NH) tertinggi sebesar 0,48426 yaitu pada penambahan 2% bekatul beras pada susu berbahan dasar kentang. Kesimpulannya adalah penambahan bekatul beras dapat meningkatkan kadar protein tetapi menurunkan mutu organoleptik pada susu yang berbahan dasar kentang, dan perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah susu berbahan dasar kentang dengan penambahan 2% bekatul beras.