TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG IKAN(STUDI PENAMBAHAN KONSENTRASI Na BISULFIT DAN JENIS PENGERING TERHADAP MUTU TEPUNG IKAN MUJAIR (OREOCHROMIS MOSSAMICUS)) SERTA APLIKASINYA UNTUK PEMBUATAN MAKANAN BAYI

Main Author: Samsul, Samsul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/9010/1/TEKNOLOGI_PEMBUATAN_TEPUNG_IKAN.pdf
http://eprints.umm.ac.id/9010/
Daftar Isi:
  • Ikan mujair (Oreochromis mossamicus) ternyata bisa dibentuk menjadi tepung yang biasa disebut dengan tepung ikan, sebagai usaha untuk pengawetan ikan, karena ikan memiliki sifat mudah membusuk. Tepung ikan adalah salah satu bentuk olahan sampingan, biasanya terbuat dari tulang dan kepala ikan sisa fillet dan biasanya digunakan sebagai bahan makanan ternak. Pada penelitian ini tepung ikan diaplikasikan untuk pembuatan makanan bayi. Guna untuk mempertahankan warna dan daya awet tepung ikan, maka perlu ditambahkan Na-HSO3. Metode pengeringan juga berpengaruh terhadap mutu tepung ikan mujair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Na-HSO3 dan metode pengeringan terhadap mutu tepung ikan mujair. Hipotesis dari penelitian ini adalah terjadi interaksi antara penambahan Na-HSO3 dan metode pengeringan terhadap mutu tepung ikan mujair. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Maret sampai dengan Desember 2006. Dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, yang terdiri atas 2 faktor dengan ulangan 3 kali. Faktor I adalah penambahan Na-HSO3 (N) yang terdiri dari 4 perlakuan (N1) 0 ppm, (N2) 500 ppm, (N3) 1000 ppm, dan (N4) 1500 ppm, dan faktor II adalah cara pengeringan (P) yang terdiri dari 2 bagian: (P1) Pengeringan Rotari dryer dengan suhu ± 40 oC dan (P2) Pengeringan (Cabinet dryer) dengan suhu ± 40 oC. Parameter pada penelitian ini meliputi kadar air, residu sulfit, protein, lemak dan organoleptik (aroma, kenampakan dan warna). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan terbaik terhadap mutu tepung ikan terdapat pada perlakuan N2P1 (yaitu konsentrasi perendaman Na2-SO3 500 ppm dan menggunakan pengering rotary dryer). dengan kadar air 9,54 %, residu sulfit 48,34 mg, protein 55,33% dan lemak 7,74 %. Dan hasil uji organoleptik adalah sebagai berikut : aroma 3,10 (agak menyengat) berarti mempunyai aroma khas ikan yang cukup kuat, kenampakan 3,10 (agak menarik) berarti juga disukai oleh konsumen dengan tingkat warna yang putih menarik, warna 4,40 (menarik) berarti konsumen sangat menyukai produk tersebut.