Pengaruh Tingkat Kematangan Buah Belimbing (Averrhoa Carambola L.) Dan Proposi Penambahan Gula Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia Dan Organoleptik Jelly Drink Mengandung Karaginan

Main Author: Rachmayati, Hani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151526/1/Jurnal_Skripsi_Hani_Rachmayati_%28125100101111056%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/151526/1/Poster_Skripsi_Hani_Rachmayati_%28125100101111056%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/151526/2/Laporan_Skripsi_Hani_Rachmayati_%28125100101111056%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/151526/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah belimbing terbesar di dunia, dimana salah satu provinsi yang menghasilkan buah belimbing terbanyak adalah Jawa Timur. Buah belimbing, belum dimanfaatkan dengan baik karena umumnya masyarakat hanya mengkonsumsi secara langsung atau hanya diolah menjadi sari buah, jus, keripik serta sirup. Jelly drink merupakan salah satu pangan inovatif berbentuk minuman berupa jelly dengan tekstur yang kenyal sehingga mudah untuk dihisap dengan menggunakan sedotan. Dalam pembuatan jelly drink tingkat kematangan dan proporsi penambahan gula juga berpengaruh terhadap proses pembentukan gel. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat kematangan buah belimbing dan proporsi penambahan gula terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik jelly drink belimbing. Jelly drink belimbing dianalisis dan diuji kesukaan untuk mengetahui perlakuan terbaik dari jelly drink belimbing. Data hasil pengatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktorial yaitu tingkat kematangan buah belimbing dan proporsi penambahan gula, masing-masing terdiri dari 3 level, sehingga didapatkan 9 kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Faktor pertama tingkat kematangan buah belimbing, yaitu buah belimbing muda, setengah matang dan matang. Faktor kedua proporsi penambahan gula, yaitu 10%, 12,5% dan 15%. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Apabila terdapat pengaruh nyata pada kedua perlakuan dilakukan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) 5% dan 1%. Data hasil uji organoleptik dilakukan dengan uji Hedonic Scale Scoring, sedangkan pemilihan perlakuan terbaik dengan menggunakan metode indeks efektifitas (Zeleny, 1982). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tingkat kematangan buah belimbing berpengaruh sangat nyata (α=0,01) terhadap kadar air, pH, total asam, total gula, total padatan terlarut, vitamin C, antioksidan, sineresis, tekstur, tingkat kecerahan, tingkat kekuningan, dan organoleptik. Perlakuan proporsi penambahan gula berpengaruh sangat nyata (α=0,01) terhadap kadar air, pH, total gula, total padatan terlarut, vitamin C, antioksidan, sineresis, dan organoleptik, sedangkan proporsi penambahan gula berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap perlakuan total asam. Produk jelly drink belimbing terbaik menurut parameter fisik dan kimia adalah perlakuan tingkat kematangan setengah matang dengan proporsi penambahan gula 10%, dimana nilai kadar air (86,91%), pH (4,43), total asam (0,068%), total gula (7,43%), total padatan terlarut (15,40°Brix), vitamin C (27,25 mg/100 g), antioksidan IC50 (3200 ppm), sineresis (0,12 g/menit), tekstur (0,87 N), tingkat kecerahan L* (43,30), tingkat kemerahan a* (1,30), tingkat kekuningan b* (11,13). Hasil perlakuan terbaik jelly drink belimbing berdasarkan parameter organoleptik yaitu jelly drink belimbing dengan perlakuan tingkat kematangan belimbing matang dengan proporsi penambahan gula 10%.