Pemanfaatan Beras Pratanak Sebagai Bahan Baku Pembuatan Cookies (Kajian Proporsi Tepung Beras Pratanak dengan Tepung Terigu dan Penambahan Shortening)
Main Author: | Sholikhah, FaridatulSiti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149848/1/Laporan_Fix.pdf http://repository.ub.ac.id/149848/2/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/149848/ |
Daftar Isi:
- Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menunjukkan bahwa penyebab kematian telah didominasi oleh penyakit sirkulasi yakni 24,2 % dibandingkan penyakit infeksi yang hanya 22,8%. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya konsumsi serat pada makanan yang mereka konsumsi. Kurangnya konsumsi serat akan mengakibatkan timbulnya penyakit pencernaan dan penyakit degeneratif, sementara itu konsumsi serat masyarakat indonesia masih sangat kecil. Beras pratanak (Parboiled Rice) merupakan salah satu produk pengolahan padi dengan perlakuan perendaman dan pemasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses penggilingan. Jika dibandingkan dengan beras giling biasa, beras pratanak memiliki kandungan serat yang lebih tinggi. Cookies merupakan produk yang berasal dari tepung terigu halus dan dalam formulanya mengandung gula dan lemak yang tinggi, tetapi mengandung sedikit air. Cookies yang terbuat dari bahan non terigu akan cenderung lebih keras dan kurang renyah, untuk itu diperlukan penambahan shortening (mentega putih) sehingga Cookies yang dihasilkan menjadi lebih renyah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proporsi terbaik antara tepung terigu dan tepung beras pratanak serta penambahan mentega putih agar didapatkan Cookies dengan kualitas yang sesuai standart serta memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 faktor, dimana faktor I adalah proporsi tepung terigu : tepung beras pratanak (40:60,30:70,20:80) dan faktor II adalah penambahan mentega putih (5%,10%,15%) dari kedua faktor diperoleh 9 kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percbaan. Data dianalisa dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji DMRT atau BNT dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan Cookies terbaik dari segi organoleptik diperoleh pada perlakuan proporsi tepung beras pratanak dengan tepung terigu 70 : 30 dan penambahan mentega putih 5%. Cookies tersebut memiliki kadar air 3,41 %, kadar lemak 25,1 %, kadar protein 5,28 %, kadar karbohidrat 65,51%, kadar abu 0,7 %, serat kasar 2,8 %, serat pangan 3,36, serta kadar pati 47,05 %, yang memiliki skor kesukaan terhadap rasa 5,55 (menyukai), warna 5,50 (menyukai), aroma 5,75 (menyukai), dan tekstur 5,55 (menyukai). Sedangkan Cookies perlakuan terbaik fisik kimia diperoleh pada perlakuan proporsi tepung beras pratanak dengan tepung terigu 80 : 20 dan penambahan mentega putih 5%. Cookies tersebut memiliki kadar air 2,52 %, kadar lemak 27,31 %, kadar protein 5,98 %, kadar karbohidrat 65,85%, kadar abu 0,81 %, serat kasar 3,26 % serta kadar pati 49,24 %.