Komparasi Penggunaan Tepung Ganyong (Canna edulis) Dan Tepung Sukun (Artocarpus communis) Terhadap Karakteristik Edible Film Kulit Jeruk Bali (Citrus maxima)
Daftar Isi:
- Produksi jeruk bali di berbagai daerah di Indonesia mencapai 511 kg/ton pertahunnya, dari produksi tersebut di hasilkan jumlah kulit jeruk bali sebesar 208 kg/ton. Jeruk bali merupakan tanaman buah yang mengandung banyak komponen nutrisi yang terkandung didalamnya. Sebagian besar komponen jeruk bali terletak pada kulitnya, diantaranya terdapat senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid. Selama ini hampir 50% kulit jeruk bali belum sepenuhnya termanfaatkan. Komponen fenolik terbanyak pada kulit jeruk bali ialah tannin dan pektin. Kandungan senyawa bioktif kulit jeruk bali yang tinggi dapat dimanfatkan dalam pembuatan edible film yang bersifat antioksidan. Untuk mendapatkan sifat fisik edible film yang baik perlu ditambahkan hidrokoloid yang mengandung amilosa tinggi seperti pati tepung ganyong dan sukun. Pengemas merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas suatu bahan pangan. Jenis pengemas yang sering digunakan adalah plastik, namun plastik bersifat nonbiodegradable dan karsinogen. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan edible film, suatu kemasan primer yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh proporsi serta memperoleh perpaduan proporsi tepung komposit dan proporsi bubuk kulit jeruk bali yang tepat untuk menghasilkan edible film yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang paling baik. Metode penelitian dilakukan dengan Rancangan Tersarang (Nested Design) dengan 2 faktor. Faktor I terdiri dari 2 level yaitu jenis tepung (ganyong serta sukun) (4%;3%;2% b/vtotal) dan faktor II terdiri dari 3 level yaitu perbandingan jenis tepung : bubuk kulit jeruk bali (4%:2%; 3%:3%; 2%:4% b/vtotal) dengan 3 kali sub sampling. Sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Analisa data dilakukan dengan metode Analysis of Varians (ANOVA) Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT) atau (DMRT) dengan taraf nyata 5%. Penetuan perlakuan terbaik menggunakan Metode Multiplle Atribute (Zeleny, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tepung berpengaruh nyata (α= 0,05) terhadap kadar air,total fenol,aktivitas antioksidan, ketebalan, transmisi uap air, tensile strength,elongasi, kecerahan (L), kemerahan (a+) dan kekuningan (b+) edible film. Perbandingan jenis tepung : bubuk kulit jeruk bali berpengaruh nyata (α = 0,05) terhadap kadar air, total fenol dan kekuningan (b+) edible film. Interaksi antara kedua faktor berbeda nyata (α=0,05) pada parameter total fenol, kadar air dan kekuningan (b+) edible film. Sedangkan perlakuan terbaik diperoleh pada proporsi tepung ganyong 3% (b/vtotal) dengan proporsi bubuk kulit jeruk bali 3% (b/vtotal) dengan nilai kadar air 14,509%, total fenol 3796,487 μg GAE/g, aktivitas antioksidan 60,047%,transmisi uap air 5,611g/m2.24 jam, tensile strength 4,900N/cm2, elongasi 40,622% dan derajat kecerahan 61,110.