Pemanfaatan Pati Jahe Emprit (Zingibier Officinale Var. Rubrum) Sebagai Bahan Pembuatan Cookies ( Kajian Proporsi Pati Jahe Dengan Pati Garut Dan Penambahan Telur )
Daftar Isi:
- Dalam pengolahannya jahe instan UKM ”R.Rovit” Batu – Malang – Jawa timur selalu menghasilkan residu berupa senyawa pati jahe. Pemanfaatan pati jahe sebagai hasil samping pengolahan jahe instan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal terutama di bidang pangan. Pati jahe ini dijual dengan harga yang relatif murah yaitu Rp 3000/kg dan bahkan sering di buang atau dijadikan mainan anak-anak karena tidak ada pembeli. Maka dari itu di buatlah produk pangan berupa cookies dengan bahan dasar pati jahe. Cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relative renyah bila dipatahkan, namun dalam pembuatan cookies pati jahe ini menghasilkan after taste yang yang kurang baik dan tekstur yang terlalu rapuh. Penggunaan pati garut memang dikenal sangat gurih . Penggunaan pati garut ini lebih disukai dibandingkan penggunaan tepung garut dan tepung lainya maka dari itu pemorsian dengan pati garut ini diharapkan dapat meminimalkan after taste yang kurang baik dari pati jahe. Telur dalam pembuatan cookies berfungsi sebagai pelembut. Penggunaan kuning telur tanpa putih telur akan menghasilkan cookies yang lembut, tetapi struktur cookies tidak sebaik pada penggunaan telur secara keseluruhan. Oleh karena itu, agar adonan lebih kompak sebaiknya menggunakan telur secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan masing – masing faktor terdiri dari 3 level. Faktor 1 : Proporsi pati jahe dengan pati garut (80% : 20%), (70% : 30%), (60% : 40%) dan Faktor ke 2 berupa penambahan telur 25%, 37,5%, 50%. Data dianalisa dengan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dan DMRT taraf 5% serta uji organoleptik skala hedonik. Hasil Penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemorsian pati jahe: pati garut dan penambahan telur memberikan interaksi nyata (α = 0,05) terhadap warna dan kerenyahaan, berpengaruh nyata (α = 0,05) terhadap rasa, aroma kadar air, kadar pati, kadar protein, kadar lemak, daya patah, kecerahan (L), dan kekuningan (b*) namun tidak berpengaruh nyata (α = 0,05) terhadap kemerahaan (a*). Perlakuan terbaik didapat pada pemorsian pati jahe 60: 40% dan penambahan telur 50% dengan warna 3,40, (Agak Tidak Suka), aroma 5,00 (Agak Suka), rasa 5,80 (Suka), kerenyahaan 6,10 (Suka) Kadar air 4,21%, kadar protein 3,73%, kadar pati 55,29%, kadar lemak 25,95%, daya patah 7,64%, kecerahaan (L) 62,74, kemerahaan (a) 4,69, kekuningan (b) 26,24.