Karakterisasi Edible Film dari Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus) dengan penambahan Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamon Burmani) sebagai Antibakteri

Main Author: RissaCitraningPramadita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148744/1/051100452.pdf
http://repository.ub.ac.id/148744/
Daftar Isi:
  • Edible film dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis yang melapisi suatu bahan pangan dan layak makan. Edible film digunakan untuk memperbaiki kualitas makanan dan memperpanjang masa simpan produk pangan. Penggunaan edible film sebagai pengemas mempunyai beberapa kelebihan antara lain dapat dimakan dan biodegradable sehingga sangat ramah lingkungan. Bahan pembentuk edible film antara lain hidrokoloid, lipid, dan komposit. Salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan adalah tepung porang. Tepung porang digunakan sebagai bahan dasar pembentuk edible film, karena memiliki kandungan polisakarida utama yaitu glukomanan, yang dapat membentuk lapisan (matriks) film. Edible film dari tepung porang mempunyai kelemahan yaitu dalam mengatur migrasi uap air. Penelitian ini bertujuan untuk mengontrol pertumbuhan mikroba pada produk pangan dengan menambahkan senyawa antibakteri dari minyak atsiri kayu manis. Minyak atsiri kayu manis mengandung 85% dari antimikroba aktif, yaitu sinamaldehid. Plastizicer yang digunakan adalah gliserol yang berfungsi untuk mengurangi sifat mudah pecah pada tekstur edible film. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor I yaitu konsentrasi tepung porang yang terdiri atas 3 level (0,5%; 0,75%: 1% b/v aquades) dan faktor II yaitu konsentrasi minyak atsiri kayu manis terdiri atas 3 level (1%; 1,5%; 2% v/v aquades) dengan 3 kali ulangan. Data dianalisa dengan menggunakan analisa ragam (Anova). Uji lanjut dengan uji beda nyata (BNT) atau DMRT dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode De Garmo. Konsentrasi tepung porang dan minyak atsiri kayu manis berpengaruh nyata (α = 0,05) terhadap kadar air, ketebalan, tensile strength, persen elongasi, tingkat kecerahan, tingkat kekuningan, transmisi uap air, dan antibakteri. Hasil analisa ragam menunjukkan adanya interaksi yang nyata (α = 0,05) antara konsentrasi tepung porang dan minyak atsiri kayu manis terhadap antibakteri. Perlakuan terbaik untuk edible film diperoleh pada perlakuan konsentrasi Tepung porang 1% dan konsentrasi minyak atsiri kayu manis 1,5%. Dengan nilai masingmasing parameter yaitu ketebalan 0,067mm, kecerahan 67,203, transmisi uap air 0,376 g/m2.24 Jam, tensile strength 0.993 N/cm2, elongasi 19,620 %, kadar air 9,93%, antibakteri E.coli 9,843 mm dan S.aureus 15,633 mm.