Daftar Isi:
  • Kejadian obesitas disebabkan akibat perubahan pola makan yang banyak mengandung makanan tinggi energi dengan lemak yang berlebih. Makanan tersebut memilki kadar densitas energi yang tinggi dan erat hubungannya dengan makanan modern, seperti burger dan pizza. Fast food yang diadopsi dari makanan western memiliki densitas energi lebih tinggi dibandingkan dengan makanan tradisional seperti pecel. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan dan mengukur serta mengelompokkan menu berdasarkan kategori densitas energi pada makanan tradisional dan makanan modern. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analisis dengan 60 sampel yang menggunakan metode penimbangan bahan makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan densitas energi antara makanan tradisional dan makanan modern (p=0,004) dengan total energi per saji yang tidak berbeda secara signifikan (p=0,364) dan berat makanan per saji yang berbeda secara signifikan (p=0,010). Kesimpulannya bahwa terdapat perbedaan densitas energi pada makanan tradisional (1,46 kkal/gr) dan makanan modern (1,87 kkal/gr) dimana densitas energy makanan modern lebih tinggi dibandingkan dengan makanan modern dengan klasifikasi jumlah makanan berdensitas energi rendah pada makanan tradisional sebesar 16,7% (5 menu), jumlah makanan berdensitas energi sedang sebesar 80% (24 menu) dan jumlah makanan berdensitas energi tinggi sebesar 3,3% (1 menu), sedangkan pada makanan modern jumlah makanan berdensitas rendah sebesar 10% (3 menu), jumlah makanan berdensitas sedang sebesar 60% (18 menu) dan jumlah makanan berdensitas energi tinggi sebesar 30% (9 menu).