PENGARUH KONSENTRASI STARTER TEHADAP KUALITAS YOGHURT SUSU KAMBING
Main Author: | GUNTIAWATI, IPUNG |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/6493/1/PENGARUH_KONSENTRASI_STARTER_TEHADAP_KUALITAS_YOGHURT_SUSU_KAMBING.pdf http://eprints.umm.ac.id/6493/ |
Daftar Isi:
- Dalam usaha memanfaatkan potensial susu kambing sebagai sumber makanan bermutu tinggi salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu mengolahnya menjadi produk yang dapat bertahan lama, misalnya dengan memfermentasikan susu kambing menjadi yoghurt. Yoghurt adalah produk susu yang telah mengalami proses fermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu dengan prinsip perlakuan pH dan dengan penambahan starter bakteri asam laktat yang mampu memecah laktosa menjadi asam laktat. Yoghurt susu kambing yang beredar dipasaran mempunyai keasaman dan rasa yang tidak seragam, salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan jenis starter yang berbeda dengan tingkat konsentrasi yang berbeda pula. Konsentrasi yang digunakan akan mempengaruhi kecepatan perombakan laktosa pada waktu dan suhu inkubasi yang sama Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter dan konsentrasi yang paling baik yang berpengaruh terhadap kualitas yoghurt susu kambing. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kali ini adalah eksperimen sungguhan dengan perlakuan konsentrsi starter 0%,3%,4%,5%,6%,7%,8%. dengan 4 kali ulangan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Parameter dalam penelitian ini adalah kadar lemak, keasaman total, dan tingkat organoleptik terhadap aroma, rasa, warna, dan tekstur yoghurt. Teknik analisa data dengan menggunakan Anava satu faktor dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s 5% untuk kadar lemak dan keasaman total. Sedangkan untuk organoleptik dengan menggunakan uji Kruskal-wallis. Dari analisa statistik Anava 1 faktor dan Duncan’s 5% untuk kadar lemak dan keasaman total diketahui bahwa konsentarsi starter 8% merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan yoghurt dengan kadar gizi yang paling mendekati dan tidak melebihi dari standart mutu yang telah ditentukan. yaitu kadar lemak sebesar 3,84 dan total keasaman 7,98. Sedangkan dari uji Kruskalwallis untuk organoleptik diketahui bahwa konsentarsi starter 3% merupakan perlakuan terbaik karena pada perlakuan tersebut merupakan perlakuan yang banyak disukai oleh panelis terhadap Aroma, warna, rasa, dan tekstur.