APLIKASI PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU DAN DAYA SIMPAN “BUAH PISANG AMBON CURUP” (Musa paradisiaca Sp)
Main Authors: | Nababan, Yosy Monica, Bonodikun, Bonodikun, Syafnil, Syafnil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/13179/1/skripsi%20pdf.pdf http://repository.unib.ac.id/13179/ |
Daftar Isi:
- Provinsi Bengkulu memiliki komoditas hortikultura unggulan yakni Pisang Ambon Curup. komoditas Pisang Curup merupakan jenis pisang ambon yang hanya dijumpai di Kabupaten Rejang Lebong. Pisang ini memiliki rasa dan aroma yang khas, rasa yang manis dan aroma yang harum, pisang Ambon Curup juga memiliki bentuk buah yang khas dan daging buah yang halus dan lunak, sehingga apabila dibudidayakan di tempat lain ciri khasnya tidak sama dengan pisang ambon yang ditanam di Kabupaten Rejang Lebong. Areal tanam pisang tersebut meliputi daerah dengan ketinggian 500-1500 di atas permukaan laut. Permasalahan yang sering muncul pada pascapanen pisang Ambon Curup yaitu cepat rusak dan cepat membusuk, sehingga tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama yang menyebabkan para petani mengalami kerugian apabila buah pisang tidak segera terjual setelah dipanen. Di pasaran harga pisang Ambon Curup dari kedua ataupun ketiga dalam tandan yang masih bagus dijual dengan harga kurang lebih Rp 23.000,00 namun jika pisang tersebut telah turun mutunya sebesar 45%, pisang dapat dijual seharga Rp 12.000,00 bahkan dapat kurang dari itu. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan penggunaan terbaik kombinasi bahan penunda kematangan terhadap daya simpan buah pisang Ambon Curup. Menentukan penggunaan terbaik kombinasi bahan penunda kematangan terhadap perubahan mutu karakteristik fisik dan kimia pisang Ambon Curup. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2016 di Laboratorium Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktorial (nonfaktorial), yaitu penambahan bahan penunda kematangan (dalam bentuk sachet) ke dalam plastik PE 0,03 mm. Perlakuan terdiri dari kontrol, KMnO4 dalam silica gel dan C6H8O6, KMnO4 dalam silica gel dan Ca(OH)2, dan KMnO4 dalam silica gel, C6H8O6 dan Ca(OH)2. Seluruh perlakuan diulang 3 kali ulangan terdiri dari 2 jari buah pisang Ambon Curup. Seluruh perlakuan disimpan pada suhu ruang selama 18 hari. Data dianalisis dengan analisis keragaman (ANOVA) dan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat perlakuan pisang Ambon Curup pengaruh kombinasi bahan penunda kematangan yang mampu menunda kematangan buah pisang Ambon Curup sampai tahan 18 hari adalah perlakuan penyimpanan pisang dalam plastik PE dengan penambahan KMnO4 dalam silica gel dan C6H8O6. Dari data yang telah dianalisis perlakuan tersebut menunjukkan karakteristik fisik dan kimia yang dapat ditekan perubahannya menuju kematangan buah.Perlakuan tersebut memiliki susut bobot terendah mulai dari 1,34 % sampai 8,94%, peningkatan kekerasan terendah mulai dari 0,002100 mm/gr/det sampai 0,004567 mm/gr/det dan penundaan perubahan warna mampu ditunda dari warna seluruh hijau (skor 1) sampai kuning lebih banyak dari hijau (skor 3). Penurunan vitamin C secara stabil mulai dari 4,107 mg sampai 0,704 mg dan peningkatan kadar gula terendah mulai dari 4,3330brix sampai 10,0000brix. (Program Studi Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)