Analisis Perbaikan Kualitas Produk Keripik Kentang Menggunakan Metode Six Sigma dan FMEA (Studi Kasus di UKM Agronas Gizi Food, Batu)

Main Author: Sari, Mutiara Devita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4146/
Daftar Isi:
  • Agronas Gizi Food merupakan salah satu produsen keripik kentang di kota Batu. Produktivitas kentang yang terus meningkat membuat para pengusaha mulai mengembangkan kentang menjadi olahan keripik kentang sebagai oleh-oleh khas kota Batu. Pesaing yang semakin banyak menuntut perusahaan dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas produknya sebagai langkah untuk mencegah konsumen berpindah ke produk pesaing lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai sigma pada setiap proses produksi yang sering menyebabkan kecacatan, mengidentifikasi kegagalan yang terjadi pada produk, dan menentukan alternatif perbaikan yang sesuai untuk produk keripik kentang di Agronas Gizi Food. Tahap awal perbaikan kualitas produk keripik kentang di UKM Agronas Gizi Food adalah dengan menggunakan metode six sigma, yaitu dengan menentukan proses apa saja yang memiliki potensi terbesar dalam menimbulkan kecacatan pada produk keripik kentang serta mengidentifikasi jenis-jenis kecacatan yang sering terjadi pada setiap proses. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan diagram sebab akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan pada produk. Tahap selanjutnya adalah dengan menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan nilai Risk Priority Number (RPN) dari setiap faktor penyebab kecacatan. Hasil tersebut kemudian akan digunakan untuk menentukan usulan perbaikan kualitas produk keripik kentang di UKM Agronas Gizi Food dengan melihat nilai RPN tertinggi dari setiap faktor penyebab kecacatan. Responden yang melakukan penilaian pada FMEA adalah pemilik usaha dan karyawan bagian produksi. Berdasarkan dari analisis six sigma, penyebab kecacatan produk terjadi pada tiga proses produksi yaitu perajangan, penggorengan, dan pengemasan dengan nilai sigma yang cukup rendah yaitu ≤3,00. Penyebab kecacatan disebabkan karena kerusakan alat, kurang pengawasan, kelelahan, penggunaan api terlalu besar, suhu sealer terlalu panas, hingga lingkungan kerja yang kurang nyaman. Usulan perbaikan yang diberikan untuk proses perajangan adalah dengan melakukan inspeksi alat secara rutin yaitu setiap hari dan memastikan mata pisau pada pemasah masih tajam. Usulan perbaikan yang diberikan pada proses penggorengan adalah dengan melakukan penyesuaian besar api dan melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan. Usulan perbaikan yang diberikan pada proses pengemasan adalah dengan melakukan inspeksi rutin terhadap alat serta memastikan suhu sealer yang sesuai untuk proses pengemasan.