Perhitungan Transfer Massa pada Ekstraksi Betasianin dari Buah Naga: Variasi pH dan Suhu

Main Authors: Mufida, Firjatullah, Hendrix Yulis Setyawan,, STP,M.Si,PhD, Dr. Ir. Sukardi,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190263/1/Firjatullah%20Mufida.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190263/
Daftar Isi:
  • Buah naga (Hylocereus polyhiruz) tanaman yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terdiri atas suhu, kelembapan udara, kedaan tanah dan curah hujan. Kandungan yang terdapat dalam buah naga yaitu serat yang tinggi, antioksidan betakaroten serta zat warna betasianin. Zat betasianin merupakan pigmen yang memiliki warna merah keunguan. Zat betasianin yang terkandung dalam buah naga memiliki potensi sebagai pewarna merah alami. Pewarna alami adalah zat pewarna yang terbuat dari bahan alam dengan limbah yang dihasilkan ramah terhadap lingkungan. Pengolahan pewarna alami dilakukan dengan cara mengektraksi bahan alami agar menghasilkan zat pewarna. Proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa variabel, dengan variabel tersebut dapat diperoleh koefisien transfer massa. Transfer massa merupakan gerakan molekul-molekul dari elemen fluida yang terjadi akibat adanya gaya dorong. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama yaitu pH pelarut yang terdiri atas 3 level yakni 6, 7, dan 8. Faktor kedua berupa suhu ekstraksi yang terdapat 3 level yaitu 23,5oC, 57oC, dan 76,5oC. Setiap sampel akan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh unit percobaan sebanyak 27. Setiap sampel akan dilakukan uji warna dan kadar betasianin. Kemudian akan dilakukan analisis kuantitatif dengan ANOVA (Analysis of Variance) pada α= 0,005. Koefisien transfer massa (kLa) dilakukan untuk mengetahui efisiensi dari setiap perlakuan. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai kadar betasianin yang paling tinggi pada pH 7 dengan suhu 23,5 oC. Uji warna dilakukan dengan 3 tingkat warna, pada tingkat kecerahan dipilih nilai paling terendah dan terdapat pada perlakuan pH 6 dengan suhu 23,5 oC, sedangkan pada tingkat kemerahan juga dipilih nilai yang paling tertinggi dan untuk tingkat kekuningan dipilih nilai terendah, pada kedua tingkat tersebut terjadi pada 1 perlakuan yang sama yakni pH 7 dengan suhu 23,5 oC dengan masing-masing nilai yaitu 17,39 untuk tingkat kemerahan dan -1,70 untuk tingkat kekuningan. Perlakuan terbaik terjadi pada pH 7 dengan suhu 23,5 oC dengan masing-masing nilai parameter yaitiu rendemen sebesar 74,67%, nilai kadar air 42,57%, kadar betasianin 63,86 mg/100gr, tingkat kecerahan 16,06, dan juga tingkat kemerahan dan kekuningan dengan masing-masing nilai 17,39 dan -1,76. Nilai koefisien transfer massa yang diperoleh pada ekstraksi betasianin dengan pelarut pH 6 menghasilkan nilai sebesar 3,363451 sedangkan untuk pH 7 memiliki nilai sebesar 28,7938 dan pada pelarut pH 8 menghasilkan nilai sebesar 0,242664.