Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Keripik Nangka Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) (Studi Kasus Pada UD Sabar Jaya, Kabupaten Malang)
Main Author: | Soleha, Wafiatus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150037/1/051503867_-_wafiatus_S..pdf http://repository.ub.ac.id/150037/ |
Daftar Isi:
- UD Sabar Jaya merupakan usaha yang bergerak di bidang industri pangan yang memproduksi aneka keripik buah, salah satunya adalah keripik nangka. Permintaan produk keripik nangka UD Sabar Jaya sebesar 20 ton per tahun cukup tinggi dibanding dengan keripik buah yang lainnya. Kekurangan dan kelebihan bahan baku keripik nangka membuat jumlah hari produksi keripik nangka tidak pasti sehingga sulit memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian persediaan bahan baku keripik nangka agar produksi tetap berlanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan kebutuhan bahan baku keripik nangka di UD Sabar Jaya sebagai pengendalian persediaan dan lot sizing yang tepat digunakan untuk menentukan ukuran lot pesanan agar biaya persediaan minimum. Material Requirement Planning (MRP) digunakan dalam penelitian untuk merencanakan kebutuhan bahan baku keripik nangka selama satu tahun agar bahan baku diterima dalam waktu dan jumlah yang tepat dengan memperhatikan faktor biaya simpan, biaya pesan dan lead time. Peramalan permintaan dalam penelitian ini menggunakan software MiniTab 14,0 dan pembuatan MRP setiap bahan baku keripik nangka selama satu tahun dengan periode mingguan dihitung berdasarkan ketiga teknik lot size yaitu Lot For Lot (LFL), Eqonomic Order Quantity (EOQ) dan Part Periode Balance (PPB). Ketiga teknik tersebut kemudian dibandingkan serta dipilih berdasarkan biaya persediaan yang paling kecil yang dijadikan sebagai teknik lot size yang optimal untuk perencanaan bahan baku keripik nangka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peramalan permintaan produk keripik nangka UD Sabar Jaya tahun 2015 dengan ii metode ARIMA (0,1,1) memiliki pola data yang relatif konstan. Jadwal Induk Produksi sebagai input MRP dibuat berdasarkan hasil peramalan yang ditambah safety stock sebesar 9,450 kg setiap periode, namun terdapat periode yang tidak memproduksi keripik nangka pada periode 10 hingga 24 karena kendala buah yang bersifat musiman. MRP yang paling optimal menggunakan teknik lot size PPB karena biaya persediaan setiap bahan baku keripik nangka paling kecil dengan total biaya persediaan sebesar Rp 11.850.284,8 dalam setahun. Hal tersebut dikarenakan metode PPB berusaha menyeimbangkan biaya pesan dan biaya simpan dengan melakukan pendekatan nilai Eqonomic Part Priode (EPP). Hasil dengan teknik PPB dapat menurunkan biaya persediaan sebesar 39,4% dibanding dengan biaya persediaan yang diterapkan perusahaan. Biaya persediaan setiap bahan baku keripik nangka yang paling besar adalah dengan teknik EOQ karena terdapat penyimpanan barang yang banyak di gudang dibanding teknik PPB dan LFL. Pemesanan nangka dengan jumlah terkecil sebesar 5362 dan terbesar 10619 kg. Perusahaan dalam mengendalikan persediaan bahan baku keripik nangka hendaknya mengikuti perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) keripik nangka dengan teknik lot size PPB untuk memenuhi permintaan pasar dan meminimalkan biaya persediaan Untuk peneliti selanjutnya, penelitian dapat dilanjutkan pada metode Manufacturing Resource Planning (MRP II).