Daftar Isi:
  • Blotong atau disebut filter cake atau filter press mud adalah limbah industri yang dihasilkan oleh pabrik gula dari proses klarifikasi nira tebu. Blotong memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik, mengingat ketersediaannya yang cukup banyak dengan pemanfaatannya yang belum optimal dan seringkali menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitar. Industri pabrik gula PG Krebet Baru memiliki kapasitas giling mencapai 11.700 ton per hari, yang berarti blotong tebu yang dihasilkan selama satu periode giling akan sangat melimpah. Blotong diproduksi sekitar 3,8 % dari tebu yang digiling. Blotong memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik, karena disamping sebagai sumber hara yang cukup lengkap juga dapat membantu memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Limbah kotoran ternak kelinci juga berpotensi sebagai bahan pupuk organik karena memiliki kandungan hara makro yang lebih tinggi dibanding kotoran ternak yang lain yaitu dengan nilai N 2,62%; P 2,46%; K 1,86%. Selain itu, kecepatan pertumbuhan dan perkembangbiakan dari kelinci membuat kelinci mampu menghasilkan kotoran yang banyak. Blotong tebu dan kotoran kelinci akan menghasilkan pupuk organik berkualitas dengan penambahan aktivator Microbacter Alfalfa (MA-11) yang dapat merombak material organik dengan sangat cepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi penambahan aktivator MA-11 dan lama waktu pengomposan yang tepat sehingga menghasilkan pupuk organik yang memenuhi standar kualitas sesuai SNI 19-7030-2004. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) dengan faktor konsentrasi penambahan aktivator MA-11 yang terdiri dari 4 level (10%, 20%, 30%, 40%) dan faktor lama waktu pengomposan yang terdiri dari 2 level (3 hari dan 5 hari). Data hasil analisa kimia yang meliputi kadar air, kadar N, rasio C/N, kadar P, dan kadar K akan diolah dengan menggunakan analisa ragam ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui adanya pengaruh antar perlakuan, yang dilanjutkan uji DMRT dan BNT 5%. Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode Multiple Attribute dengan parameter penilaian meliputi hasil uji kimiawi kadar air, kadar N, rasio C/N, kadar P, dan kadar K. Perlakuan terbaik didapat pada perlakuan dengan konsentrasi penambahan MA-11 20% dan lama waktu pengomposan selama 5 hari (K2T2) dengan nilai kadar air 36,05%; kadar nitrogen 2,31%; rasio C/N 12,11; kadar fosfor 2,76%; dan kadar kalium 1,33%.