Pengaruh pH Nira Tebu (Saccharum officinarum) dan Konsentrasi Penambahan Kapur Terhadap Kualitas Gula Merah

Main Author: Erwinda, MayaDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149269/1/051307674.pdf
http://repository.ub.ac.id/149269/
Daftar Isi:
  • Tanaman tebu sangat potensial untuk terus dikembangkan di Indonesia dan menghasilkan berbagai produk agroindustri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi gula merah. Pengolahan tebu menjadi gula merah karena meluasnya areal tebu rakyat sehingga banyak tebu yang tidak terserap oleh pabrik gula besar yang memproduksi gula pasir. Disamping itu dalam pembuatan gula pasir, tebu digiling secepat mungkin setelah penebangan karena jika terlambat rendemen dan kualitas gula pasir yang diperoleh rendah. Kualitas gula merah yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bahan baku utamanya yaitu nira tebu. Sifat nira tebu yang mudah rusak karena memiliki pH asam yang berkisar antara 4,9-5,5. Proses pengolahan gula dalam larutan asam mengakibatkan gula mengalami kerusakan dan sukar mengkristal. Cara untuk menghilangkan sifat asam larutan adalah dengan menambahkan bahan yang bersifat basa yaitu kapur. Penambahan kapur yang tanpa memperhitungkan takaran dapat mengakibatkan adanya sisa kapur (CaO) dalam nira atau dalam bentuk garam kalsium terlarut. Senyawa tersebut tidak diinginkan karena dapat mempengaruhi warna pada produk gula merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi penambahan susu kapur yang sesuai sehingga dapat mengatasi pH nira tebu yang berkisar antara 4,9-5,5 dan diharapkan gula merah yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor I yaitu pH nira tebu (4,5(±0,1); 5(±0,1); 5,5(±0,1)) dan faktor II yaitu penambahan konsentrasi kapur (0,025% ; 0,05%, ; 0,075%). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisa ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 5% dan 1%, dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) atau DMRT (Duncan Multiple Range Test) sesuai dengan selang kepercayaannya. Data hasil uji organoleptik dilakukan dengan uji Hedonic Scale Scoring. Sedangkan penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode Indeks Efektifitas.