Pemanfaatan Limbah Ampas Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai Bahan Baku Pembuatan Edible Film (Kajian Konsentrasi Ampas Temulawak dan Gliserol)

Main Author: DewiRizkyana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148438/1/051003019.pdf
http://repository.ub.ac.id/148438/
Daftar Isi:
  • Di Malang saat ini terdapat banyak industri jamu tradisional, diantaranya memproduksi temulawak instan. Saat memproduksi temulawak ini didapatkan limbah padat berupa ampas yang tidak dimanfaatkan. Ampas ini sebagian besar terdiri dari pati, dan selama ini penanganan limbah tersebut masih sebatas dibuang. Edible film adalah lapisan tipis dan kontinyu terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi komponen makanan (coating) atau diletakkan diantara komponen makanan. Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan edible film adalah metilselulosa, lilin lebah dan plasticizer. Temulawak terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Fraksi pati merupakan kandungan terbesar (Pati 48,18%-59,64%). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh perpaduan konsentrasi pati temulawak dan plasticizer yang tepat untuk menghasilkan edible film yang mempunyai sifat fisik yang terbaik Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi ampas temulawak dan gliserol memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisik dan kimia edible film yang dihasilkan. Konsentrasi ampas temulawak yang ditambahkan berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter fisik dan kimia edible film yang di hasilkan yaitu kadar air, ketebalan, elongasi, tensile strength, laju transmisi uap air, serta kecerahan. Konsentrasi gliserol mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter kadar air dan transmisi uap air serta mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tensile strength, elongasi,dan mempunyai pengaruh tidak nyata terhadap kecerahan dan ketebalan edible film. Interaksi kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan transmisi uap air. Perlakuan terbaik untuk edible film diperoleh pada perlakuan dengan kombinasi konsentrasi ampas temulawak 2 % (b/v total) dan proporsi gliserol 20% (v/berat pati). Dengan nilai masing-masing parameter yaitu kadar air 14,23, ketebalan 0,0883 mm, tensile strength 1,5533 N/cm2, elongasi 17,5667%, laju transmisi uap air 0,0972 g/m2.24 jam, kecerahan 69,33