Pengaruh Penambahan Titanium Dioksida Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Organoleptik Butiran Pangan Tiruan Berbasis Mocaf, Gluten Kering Dan Glukomanan

Main Author: IrawanNurdiansah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148397/1/051002179.pdf
http://repository.ub.ac.id/148397/
Daftar Isi:
  • Indonesia adalah negara dengan beras sebagai pangan pokok masyarakatnya. Menurut Sibuea (2009), Jumlah konsumsi beras di Indonesia mencapai 153,35 kg per kapita per tahun, Data tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan Malaysia sekitar 80 kg, Thailand 60 dan Jepang 45 kg. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, berkurangnya lahan produktif, serta pola konsumsi masyarakat yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap beras mendorong perlunya dilakukan diversifikasi jenis makanan pokok Salah satu masalah dalam pembuatan Butiran Pangan Tiruan adalah warna yang dihasilkan cenderung kecoklatan sehingga perlu ditambahkan bahan pemutih seperti Titanium dioksida (TiO2). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penambahan TiO2 terhadap Butiran Pangan Tiruan yang dihasilkan dan menentukan konsentrasi pemutih terbaik. Prinsip dari Pembuatan butiran pangan tiruan berbahan baku mocaf, gluten kering dan glukomanan adalah pencampuran (homogenisasi) dari bahan baku dengan membentuk adonan yang kalis dengan cara dimixer dengan komposisi bahan yang ditentukan, kemudian dicetak dengan garlic press berbentuk butiran dan selanjutnya dikeringkan. Penambahan titanium dioksida diperlukan sebagai whitening agent. Penelitian ini disusun menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan satu faktor yakni kosentrasi pemutih (TiO2) yang terdiri dari 3 level yaitu 0,5% ; 0,75% dan 1,%, Masing-masing perlakuan diulang 2 kali. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan menggunakan uji BNT 1% dan BNT 5%. Perlakuan terbaik dipilih menggunakan uji pembobotan De Garmo dan dilakukan uji t untuk membandingkan Butiran pangan tiruan terbaik. Penambahan konsentrasi TiO2 yang berbeda pada proses pembuatan butiran pangan tiruan berpengaruh sangat nyata (α=0.01) terhadap kadar protein, kadar lemak, residu TiO2, derajad putih. Untuk kadar abu, karbohidrat dan ratio rehidrasi berpengaruh nyata (α=0.05) sedangkan untuk kadar air dan tekstur tidak menunjukkan beda nyata. Butiran pangan tiruan terbaik dihasilkan dari perlakuan penambahan kosentrasi TiO2 1%. Karakteristik Butiran Pangan tiruan terbaik adalah sebagai berikut: kadar air 8,27%; kadar protein 8,06%; kadar abu 1,88%; kadar lemak 0,23%; kadar karbohidrat 81,55%; residu TiO2 0,95%; tekstur 13,60 (kg/cm2); ratio rehidrasi 211,23; derajad putih 63,90%.