Daftar Isi:
  • CV Kajeye Food adalah salah satu UMKM di Kota Malang yang telah melakukan ekspor. Salah satu produk andalan CV Kajeye Food adalah keripik nangka. Kendala yang dihadapi oleh CV Kajeye Food adalah ketidakseimbangan lintasan produksi ditandai dengan terjadinya bottleneck. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar mesin pada CV Kajeye Food masih manual, sehingga beberapa proses memiliki kecepatan yang lambat dan menghambat proses produksi. Kecepatan yang tidak sama antar elemen kerja membuat adanya waktu menganggur (idle time) menjadi tinggi, sehingga menurunkan nilai efisiensi lintasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi lintasan produksi aktual CV Kajeye Food saat ini, menentukan efisiensi dan performansi lintasan produksi dengan Heuristic Line Balancing (metode Ranked Positional Weight dan Region Approach), menentukan alternatif terbaik untuk peningkatan efisiensi lintasan produksi, dan memberikan usulan kepada CV Kajeye Food untuk menyeimbangkan lintasan. Metode Heuristic Line Balancing adalah salah satu metode yang dapat menyeimbangkan lintasan produksi. Metode ini akan mendistribusikan elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur lintasan produksi dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga pemanfaatan peralatan dan operator dapat digunakan semaksimal mungkin. Metode heuristik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yaitu Ranked Positional Weight (RPW), dan Region Approach (RA). Adapun rancangan lintasan terbaik dapat memaksimasi efisiensi lintasan dan output produksi, meminimasi waktu menganggur (balance delay), dan meminimasi index kelancaran lintasan relative (smoothing index). Target pengupasan buah nangka selama satu hari efektif kerja adalah 488,83 kg buah nangka, dan target jumlah kemasan sebesar 2700 kemasan. Menurut perhitungan, lintasan aktual saat ini hanya mampu mengupas 319,76 kg buah nangka dan mampu mengemas 1953 kemasan. Memiliki nilai efisiensi lintasan pengupasan sebesar 48,8% dan 79,62% pada lintasan pengemasan. Balance delay (BD) lintasan pengupasan sebesar 51,2% dan 20,38% pada lintasan pengemasan, serta nilai smoothing index (SI) lintasan pengupasan 36,57 menit dan 6,62 menit pada pengemasan. terdapat pula perpindahan tenaga kerja antar stasiun kerja pada lintasan pengupasan, serta alir balik proses pada pengemasan. Menurut perhitungan, metode RPW dan RA telah mampu menunjukkan performansi yang diharapkan yaitu memperbaiki kondisi lintasan aktual, memenuhi target produksi, memaksimasi efisiensi lintasan, meminimasi BD, dan meminimasi SI. Hasil terbaik ditunjukkan dari rancangan keseimbangan lintasan RPW. Rancangan lintasan RPW memiliki efisiensi lintasan pengupasan 84,5% dan 91,54% pada pengemasan, BD lintasan pengupasan 15,5% dan 8,46% pada lintasan pengemasan, SI lintasan pengupasan sebesar 12.59 menit dan 3,79 menit pada lintasan pengemasan, dapat mengupas 539,06 kg dan mampu mengemas 2770 kemasan. Pada lintasan RPW juga tidak ditemukan perpindahan tenaga kerja antar stasiun kerja dan tidak ada alir balik proses ke stasiun kerja sebelumnya. Hasil rancangan keseimbangan lintasan RPW diusulkan untuk dapat meningkatkan efisiensi lintasan produksi CV Kajeye Food.