Pengaruh Lama Penyimpanan Dan Beda Jenis Asap Cair (Asap Cair Bambu Dan Asap Cair Sekam Padi) Terhadap Uji Mikrobiologi Pada Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Asap
Main Author: | Sholiha, TifaniAmalia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/134485/1/Laporan_Skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/134485/ |
Daftar Isi:
- Ikan cakalang tergolong ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk memperpanjang masa simpan. Ikan asap merupakan salah satu bentuk pengolahan hasil perikanan yang diminati konsumen. Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu yang merupakan proses dekomposisi dari komponen-komponen penyusun kayu seperti lignin, selulosa dan hemiselulosa akibat panas tanpa adanya oksigen. Pengasapan dengan asap cair (liquid smoke) dilakukan dengan merendam produk pada asap yang sudah dicairkan melalui proses pirolisa. Asap cair bamboo mengalami proses pirolisis dalam pembuatan asap cair menggunakan suhu pada kisaran 80-150oC. Sedangkan sekam padi merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang selama ini masih kurang pemanfaatanya karna dianggap sebagai limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mikrobiologi (TPC dan Total Jamur) serta aW pada beda jenis asap cair yang digunakan dalam lama penyimpanan ikan cakalang asap. Penelitian pendahuluan digunakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhanadengan 2 fakor. Perlakuan percobaan pada penelitian ini meliputi perlakuan jenis asap cair (A) dan perlakuan konsentrasi asap cair (B). Dalam perlakuan jenis asap cair (A), terdapat dua jenis asap cair yakni asap cair sekam padi dan asap cair bambu.Analisis data menggunakananalisissidikragam (ANOVA) diikuti uji lanjut BNT. Berdasarkan hasil analisa, pada penelitian pendahuluan dalam penentuan konsentrasi terbaik dari asap cair dari konsentrasi 2%, $% dan 6% diperoleh konsentrasi terbaik mengalami perbedaan nyata dengan nilai total fenol tertinggi pada konsentrasi 6%, sedangkan untuk pH dari ketiga konsentrasi tersebut tidak mengalami perbedaan secara nyata. Pada penelitian utama pada analisa TPC (Total Plate Count), total jamur dan aW (Activity Water) menunjukan bahwa terjadi perbedaan yang nyata antara perlakuan pemberian asap cair bambu, asap cair sekam padi, asap cair bamboo dan sekam padi dengan perbandingan (1:1), berdasarkan konsentrasi. Dari ketiga uji tersebut diperoleh nilai terendah dari perlakuan kombinasi antara asap cair bamboo dan sekam padi.