PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA DENGAN KRIOPROTEKTAN DIMETHYL SULFOXIDE TERHADAP KUALITAS TELUR IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO LINN.) PADA PROSES KRIOPRESERVASI

Main Author: Sutarjo, Ganjar Adhywirawan
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMM , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/45017/18/Peer%20Review%20-%20Sutarjo%20-%20Sukrosa%20Kriopreservasi%20oosit%20ikan%20DMSO.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45017/19/Similarity%20-%20Sutarjo%20-%20Sukrosa%20Kriopreservasi%20oosit%20ikan%20DMSO.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45017/20/Sutarjo%20-%20Sukrosa%20Kriopreservasi%20oosit%20ikan%20DMSO.pdf
http://eprints.umm.ac.id/45017/
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2500
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Perikanan Terpadu Pertanian Fakultas Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konsentrasi larutan sukrosa sebagai extender dengan krioprotektan Dimethyl sulfoxide (DMSO) pada kualitas ikan telur Mas (Cyprinus carpio Linn.) Dalam proses kriopreservasi, sehingga penelitian ini dapat membantu dalam proses genetik pemulyaan induk dan benih unggul. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 kontrol, masing-masing perlakuan diadakan pengulangan sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Perlakuan konsentrasi sukrosa yang digunakan adalah 0,5 M, 1 M, 1,5 M, dan dengan krioprotektan DMSO 1 M, Perlakuan D dengan konsentrasi sukrosa 2 M dengan krioprotektan DMSO 1 M. Pengujian hipotesi menggunakan Uji Sidik Ragam. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa secara morfologis kualitas telur ikan mas dalam kondisi normal dan layak untuk dilakukan proses kriopreservasi, hasil pengukuran fertilisasi telur ikan mas tanpa perlakukan (kontrol) sebesar 80,06% dan hatching rate sebesar 70,10%. Tingkat fertiliasi telur ikan mas tertinggi pada perlakuan B konsentrasi sukrosa 1 M sebesar 71,60%, sedangkan fertilisasi terendah pada perlakuan D konsentrasi sukrosa 2 M yaitu 31,14%. Daya tetas atau hatching rate tertinggi pada perlakuan B konsentrasi sukrosa 1 M sebesar 69,89%, dengan hatching rate terendah pada perlakuan D konsentrasi sukrosa 2 M sebesar 53,78%. Sukrosa diketahui mampu memenuhi kebutuhan  sik dan kimiawi energi untuk proses metabolisme telur pada saat proses penyimpanan selain itu sukrosa juga berperan sebagai krioprotektan yang bersifat tidak penetrasi kedalam sel telur ikan.