MUTU MIKROBIOLOGIS WINGKO DI BEBERAPA HOME INDUSTRI WINGKO DI KEC. BABAT KAB. LAMONGAN
Main Author: | Prihatini, Ken |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Lainnya |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2004
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/24513/1/jiptummpp-gdl-s1-2004-kenprihati-1598-pendahul-n.PDF http://eprints.umm.ac.id/24513/ |
Daftar Isi:
- Wingko babat terbuat dari tepung ketan, gula dan kelapa, wingko terjual bebas di kota Babat mulai dari etalase toko sampai dijual dipinggir-pinggir terminal Kec. Babat. Namun telah terjadi penurunan daya beli konsumen terhadap kue wingko, para pedagang maupun pembuat kue wingko yang biasanya mampu menjual 100-300 biji wingko perhari sekarang hanya mampu menjual 100 biji wingko hanya pada hari sabtu dan minggu. Permasalah yang dihadapi sekarang adalah apakah kehigienisan wingko tersebut, karena kontaminasi yang diakibatkan oleh mikroba dapat terjadi pada berbagai jenis makanan, sehingga akibat dari kontaminasi ini dapat memungkinkan makanan tersebut mengandung senyawa yang bersifat racun, lebih–lebih makanan yang bersifat basah atau lembab seperti kue wingko ini. Dan apabila jenis-jenis mikroorganisme yang mengontaminasi pada kue ini belum dapat dipastikan secara spesifik, apakah mikrorganisme ini bersifat melebihi dari standar yang telah ditetapkan oleh Depkes atau belum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu mikrobiologi pada wingko disesuaikan dengan Standart kelayakan makanan dari Depkes. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 10 oktober 2003, di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah wingko yang dibuat di 3 Home Industri wingko. Sampel dalam penelitian ini adalah wingko yang dibuat di 3 Home Industri wingko dengan pengambilan pada hari 1 dan dengan penyimpanan selama 3 hari yaitu pada hari 1,2 dan hari ke 3 sedangkan untuk hari ke 3 berupa sifat-sifat organoleptik. Sedangkan variabel penelitiannya adalah mutu mikrobiologis wingko dengan indikator jumlah koloni bakteri, jumlah koloni E. coli dan jumlah koloni kapang/kamir, serta macam wingko. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menghitung jumlah koloni mikroba pada masing-masing sampel dengan metode “ Total Count “. Hasil pengamatan pada wingko yang dibuat di beberapa Home Industri wingko di Kec. Babat Kab. Lamongan, diperoleh data jumlah rerata koloni bakteri pada hari pertama yaitu 3.93 X 1012 per cawan petri, sedangkan jumlah rerata koloni bakteri pada hari ke dua sebesar 1.16 X 1013 per cawan petri, sedangkan untuk jumlah koloni E. coli sebanyak 0.3 X 109 per cawan petri pada Home Industri I dan 1.6 X 109 per cawan petri pad Home Industi II, sedangkan jumlah koloni kapang/kamir pada Home Industri I 0.3 X 1011 per cawan petri dan 1 X 1011 per cawan petri pada Home Industri II dari data tentang jumlah koloni membuktikan bahwa mutu mikrobiologis wingko tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan Depkes karena standart yang ditetapkan depkes adalah:TPC (total plate count) atau jumlah bakteri misofil dalam tiap 1 gram sampel hanya 106/gr koloni bakteri yang diperbolehkan terdapat pada sampel makanan yang di periksa. E coli 10 koloni per gram sampel yang diperiksa.Demikian pula dengan jumlah koloni kapang/kamir ditentuka yaitu 104 per gram sampel yang diperiksa. cpy@1528.com