Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan mengungkap representasi kecantikan mahasiswi Pendidikan Antropologi melalui tayangan konten beauty vlogger serta konsep cantik yang dimiliki oleh mahasiswi Pendidikan Antropologi setelah menonton tayangan beauty vlogger. Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah mahasiswi milenial di Prodi Pendidikan Antropologi dengan rentang usia 18-25 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual, untuk mengkaji entitas informan di ranah media sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan berasal dari sumber informasi yang diperoleh melalui media online yang dimiliki oleh komunitas online dengan cara melakukan observasi, wawancara mendalam, dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, Analisis Media Siber (AMS). Hasil yang diperoleh menggambarkan latar belakang awal mahasiswi Pendidikan Antropologi menonton tayangan beauty vlogger disebabkan karena adanya konstruk beauty privilage berupa pemberian hak istimewa bagi perempuan yang memiliki wajah yang menawan, Insecurity (rasa percaya diri yang rendah) karena merasa kurang menarik, serta sebagai media komunikasi kekinian. Bahkan, adapun representasi kecantikan yang di tampilkan mahasiswi Pendidikan Antropologi umumnya kecantikan jenis natural, korean looks dan arabian looks. Selanjutnya untuk mendukung make up tersebut mahasiswi Pendidikan Antropologi menyesuikan juga dengan outfit yang di pakai, yang mana dalam hal ini outfit perempuan dibagi atas tiga bagian, yakni mamba, kue dan bumi. Diranah kehidupan media sosial kecantikan direpresentasikan dengan menggunakan filter kecantikan ala beauty vlogger sebagai bentuk shadow beauty di media sosial. Acuan kecantikan mahasiswi Pendidikan Antropologi yakni kulit dan wajah yang putih bersih, alis yang bagus, bibir yang merah merona. Dimana acuan cantik mereka apabila memiliki wajah cantik, bersih dan kulit yang sehat.