Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan hasil belajar antara kalompok yang diajar dengan model Brainstorming dan Talking Stick, (2) perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah, (3) interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IS SMA Negeri 14 Medan yang berjumlah 110 siswa. Sampel yang diambil dalam 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas XI-IS 2 dan 36 siswa kelas XI-IS 3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian iniadalah simple random sampling. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar. Tes tersebut dilakukan sebelum (Pre Test) dan sesudah (Post Test) diberi perlakuan pembelajaran kepada siswa. Teknik analisis data secara kuantitatif melalui uji analisis variansi dua jalur, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan Brainstorming dan Talking Stick, dengan rata-rata hasil belajar 79,72 dan 74,30 dengan sig. 0,032 < 0,05, (2) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa dengan aktivitas tinggi dan rendah dengan rata-rata hasil belajar 79,77 dan 72,40 dengan taraf sig. 0,000 atau lebih kecil dari α = 0,05, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar dengan taraf sig. 0,002 atau lebih kecil dari α = 0,05. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model Brainstorming lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan Talking Stick, hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas tinggi lebih baik dari pada yang memiliki aktivitas rendah, dan terdapat interaksi antara model yang diterapkan dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar, dimana model pembelajaran Brainstorming efektif diterapkan pada siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi sedangkan model Talking Stick efektif diterapkan pada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.