Daftar Isi:
  • HSPA hampir sama dengan sistem CDMA lainnya, yaitu juga bekerja pada kondisi interferensi. Interferensi ini memiliki hubungan besarnya kapasitas sistem. Kebanyakan penelitian dalam perhitungan kapasitas sistem, yaitu hanya memperhatikan interferensi yang berasal hanya dari inner-cell hingga tiers-1. Sementara keberadaan tiers berikutnya diabaikan, seperti yang dilakukan oleh Pedro (2007). Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan perhitungan kapasitas sistem HSPA dengan mempertimbangkan hingga tiers-2 dalam mempengaruhi kapasitas dengan sistem 18 sel yang seragam dan sudut cakupan antenna sektoral hingga 1200 digunakan sebagai model layout penelitian. Parameter uji yang digunakan yaitu radius sel dan kapasitas Shannon dari sistem HSPA. HSPA bekerja pada interferensi tertentu dan posisi user ditempatkan berdasarkan 3 skenario, yaitu A sebagai interferensi maksimum, B sebagai interferensi normal dan C sebagai interferensi minimum. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dengan tanpa tilting, tiers-2 mempengaruhi penurunan kapasitas sel hingga 50 persen jika radius sel dibawah 500 meter pada skenario A. Skenario B, penurunan kapasitas mencapai 33 persen dan pada skenario C tiers-2 ini mempengaruhi kapasitas sel hingga 30 persen. Sedangkan jika dengan tilting 50 , tiers-2 mengurangi kapasitas skenario A sebesar 75 persen. Pada skenario B sebesar 72 persen dan skenario C sebesar 58 persen. Kata Kunci : HSPA, Kapasitas Shannon, inner-cell, tiers-1, tiers-2.