ANALISIS TERHADAP KONSEP DAN KEDUDUKAN TEN COMMANDEMENTS DALAM AGAMA YAHUDI

Main Author: Fadilah Binti Ung Foeut,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-suska.ac.id/10725/1/2010_201023PAG.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/10725/
Daftar Isi:
  • Permasalahan dalam skripsi ini adalah, mengenai konsep dan kedudukan Ten Commandements Dalam Agama Yahudi. Ten Commandements berisikan asas keyakinan (aqidah) beserta asas-asas kebaktian (syariat). Sepuluh Perintah itu diterima Nabi Musa dari Yahuwa (Allah Maha Esa) sewaktu bermunajat di atas Bukit Sinai dan diterima melalui dua luh (papan-batu). Sepuluh Perintah itu termuat di dalam Kitab Keluaran, 20:1-17 dan di dalam Kitab Ulangan, 5:1-21. Hasil penelaahan ini menunjukkan, bahwa sepuluh perintah Tuhan atau sepuluh firman Allah dalam agama Yahudi adalah daftar perintah agama dan moral, yang merupakan sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan dan diberikan keistimewaan yang terkenal dalam agama Yahudi dan Kristen. Frase “sepuluh perintah” secara biasa menunjuk kepada bacaan yang sangat serupa dalam Keluaran 20: 2-17 dan Ulangan 5: 6-21. Sebagian membedakan “Etiket Dekalog” dengan seri Sepuluh Perintah dalam Keluaran 34 yang dinamakan “Ritual Dekalog” Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani Israel, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama Tuhannya dengan langsung karena mungkin akan mengurangi kesucianNya. Oleh sebab itu orang Israel melambangkanNya dengan huruf mati YHWH, tanpa bunyi. Lambang ini bisa dibaca YaHWeH atau Ye-Ho- We atau YeHoVaH. Pensucian yang mutlak terhadap Tuhan dan kepercayaan yang tidak dapat digoyahkan tentang perjanjian yang diberikan oleh Tuhan untuk segolongan umat terpilih yaitu Bani Israel, merupakan kekuatan agama Yahudi. Walaupun sepanjang masa sejarahnya, Bani Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan para nabi.