Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Karakter Religius Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di SMA Muhammadiyah Kediri Tahun Pelajaran 2017/2018
Daftar Isi:
- Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan global sekarang ini. Adapun sekolah ikut bertanggung jawab atas pembentukan karakter di kalangan para siswa. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mempunyai kedudukan khusus dalam langkah penanaman nilai-nilai religius untuk menciptakan generasi penerus yang berakhlak mulia, guru PAI dipercaya mampu memberikan konstribusi yang besar terhadap akhlak peserta didik. Kegiatan keagamaan sebagai wadah agar religiusitas siswa terbentuk sesuai dengan ajaran dan syariat Islam. Dari masalah tersebut maka dapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah(1) Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan karakter religius siswa. (2) Bagaimana pelaksanaan kegiatan keagamaan dalam menanamkan karakter religius siswa. (3) Bagaimana hasil dari kegiatan keagaman dalam menanamkan karakter religius siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di sekolah SMA Muhammadiyah Kediri. Sebagai sumber datanya adalah kepala sekolah, waka kesisiwaan, guru PAI serta siswa SMA Muhammadiyah Kediri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam terhadap informan serta dokumentasi. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanamkan karakter religius siswa melalui beberapa metode diantaranya pembiasaa, keteladanan, disiplin, reward and punishment. Kemudian dalam tahap pelaksanaan dilakukan dengan beberapa cara yang melibatkan seluruh komponen sekolah, dari kepala sekolah, guru, staff semua mendukung kegiatan keagamaan selam itu memberikan dampak yang positif pada diri peserta didik. Melalui kegiatan keagamaan dalam menanamkan religiusitas siswa memberikan hasil yang baik, siswa lebih tertib dalam mengikuti sholat dhuha dan dhuhur, hanya beberapa siswa saja yang masih terlambat datang ke sekolah, kemudian siswa menjadi lebih peduli dengan orang yang sedang dalam kesusahan, dan memiliki rasa empati terhadap orang lain.