Daftar Isi:
  • Oleh: Syelanita Media daring sebagai bentuk jurnalisme baru menuntut kecepatan dari sebuah informasi untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat. Ketika teknologi terdahulu tidak mampu mengakomodasi kecepatan, smartphone hadir sebagai teknologi komunikasi, sekaligus perangkat jurnalistik yang mampu mengakomodasi kecepatan dalam penyebaran informasi. Untuk bertahan di era konvergensi, serta menjangkau audiensi yang terfragmentasi, perusahaanperusahaan media memanfaatkan media daring dan mengoptimalkan penggunaan smartphone dalam alur kerja jurnalistiknya dengan memadukan inovasi dalam teknik storytelling. Inovasi tersebut melahirkan selfie journalism yang menawarkan cara baru bagi jurnalis dalam bercerita dan mengemas suatu pemberitaan. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana tren selfie journalism diadaptasi pada media VOA Indonesia sebagai bentuk inovasi dari pengoptimalan smartphone di ruang redaksi. Selfie journalism dibedah melalui metode studi kasus menurut Robert E. Stake, dalam analisis mobile-first mindset oleh Adornato dan juga menggunakan konsep multimedia logic oleh Mark Deuze yang terbagi ke dalam empat perspektif sebagai kerangka teoretis. Analisis data kualitatif yang diperoleh dari wawancara mendalam dan analisis dokumen, mengungkapkan bahwa VOA pada divisi digital telah menggunakan pendekatan selfie journalism, sementara pada divisi televisi belum mengoptimalkan penggunaan smartphone dan selfie journalism. Dari temuan yang ada, bisa disimpulkan bahwa VOA Indonesia beradaptasi dengan audiensi yang telah berubah dengan cara mengimplementasikan selfie journalism dalam alur produksi yang mengedepankan pola pikir mobile-first, sehingga tahapan produksi melibatkan smartphone dan juga media sosial sebagai platform untuk mendistribusikan konten, dari segi sumber daya manusia (SDM), jurnalis juga dituntut untuk dapat multi-skilling.