Daftar Isi:
  • Beras adalah bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, yang jumlahnya sekitar 238 juta jiwa pada tahun 2012 dan bertambah dengan laju 1,49%/tahun. Keadaan ini meng-isyaratkan kebutuhan beras akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan penduduk dihadapkan pada berbagai masalah, seperti perubahan iklim, hama dan penyakit, kekeringan, keracunan Fe dan Al, dan sali-nitas. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah penggunaan varietas unggul. Pemuliaan tanaman secara konvensional telah menghasilkan berbagai varietas yang memi-liki sifat-sifat unggul, namun pemuliaan konvensional sering menghadapi hambatan ketiadaan sumber gen suatu sifat, lama-nya waktu pemuliaan, dan sistem seleksi yang kompleks. Oleh karena itu, diperlukan bantuan pemuliaan non-konvensional. Perakitan varietas unggul secara konvensional tidak tergan-tikan, namun dengan bantuan pemuliaan non-konvensional seperti kultur antera, seleksi menggunakan marka molekuler (marker aided selection, marker assisted back crossing), teknik penyelamatan embrio, dan rekayasa genetik, peluang untuk mendapatkan varietas unggul baru yang diinginkan menjadi lebih besar dan lebih cepat. Kendala yang dapat diatasi dengan memadukan pemuliaan konvensional dan non-konvensional adalah inkompatibilitas, lamanya waktu proses pemuliaan, kompleksitas sistem seleksi, dan ketiadaan gen donor dalam koleksi plasma nutfah padi budi daya, termasuk spesies liarnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pemuliaan padi secara konvensional dan non-konvensional menjadi sangat penting.