INISIASI TUNAS TEMU PUTIH (Curcuma zedoria Rosc.) DAN TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val.) DENGAN PENAMBAHAN ZAT PENGATUR TUMBUH SECARA in vitro
Main Authors: | Aulia, Muhammad Isra, Rustikawati, Rustikawati, Entang, Inoriah Sukarjo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20188/1/Skripsi%20Muhammad%20Isra%20Aulia.pdf http://repository.unib.ac.id/20188/ |
Daftar Isi:
- Temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) dan temu mangga (Curcuma mangga Val.) merupakan jenis temu-temuan yang dimanfaatkan rimpangnya sebagai bahan baku rempah dan obat-obatan. Rimpang temu putih memililki kandungan kimia flavonoid dan seskuiterpen serta temu mangga yang mengandung senyawa kurkuminoid, flavonoid dan polifenol yang bermanfaat sebagai minyak atsiri dan obat. Falavonoid dan seskuiterpen dapat digunakan sebagai analgenik hepatoprotektor, antioksidan, antiinflamasi dan antikanker. Konsumsi temu mangga secara umum digunakan sebagai penambah nafsu makan, pengobatan nyeri lambung, diare dan mengatasi gatal. Kecenderungan kuat untuk kembali kepada cara-cara pengobatan yang menerapkan konsep “back to nature” menyebabkan tanaman ini mempunyai prospek untuk dikembangkan secara besar-besaran. Sampai saat ini, budi daya tanaman temu putih dan temu mangga belum intensif dan belum ditanam secara komersial. Permasalahan dalam pengembangan tanaman obat baik musiman atau tahunan ialah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasilnya. Budidaya temu putih secara konvensional membutuhkan waktu sekurangnya 9 bulan dengan produksi total 16-17 kali lipat berat awal penanaman. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penyediaan bibit temu putih dan temu mangga dengan cepat ialah dengan teknik kultur jaringan (in vitro). Jika telah dikuasai metode perbanyakan secara in vitro, maka produksi dalam jumlah banyak dapat cepat dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi ZPT yang dapat menginisiasi pertumbuhan tunas temu putih dan temu mangga. Penelitian dilaksanakan mulai Desember 2018 sampai Februari 2019 di Laboratorium Agronomi Divisi Bioteknologi dan Kultur Jaringan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Ekskpan berupa mata tunas temu putih dan temu mangga yang diambil dari Kabupaten Lebong. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis temu yaitu temu putih dan temu mangga. Faktor kedua adalah kombinasi zat pengatur tumbuh terdiri dari 3 taraf yaitu BA 5 ppm + 2,4-D 0 ppm, BA 5 ppm + 2,4-D 1 ppm dan BA 5 ppm + 2,4-D 2 ppm. Setiap perlakuan memiliki 3 sempel dan diulang tiga kali sehingga terdapat 54 unit satuan percobaan. Satuan percobaan adalah botol ditanami 1 eksplan. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa Inisiasi tunas temu putih secara in vitro dapat dilakukan pada media MS dengan penambahan BA pada 5 ppm yang dengan 2,4-D 0 pada ppm. Penambahan 2,4-D tidak menghasilkan tunas, namun menghasilkan kalus dengan pertumbuhan kalus terbaik pada temu putih adalah dengan penambahan BA 5 ppm + 2,4-D 1 ppm dan temu mangga ialah BA 5 ppm + 2,4-D 2 ppm.