PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus) DAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) FERMENTASIDALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS PADA AYAM BROILER
Main Authors: | Utami, Syatri, Urip, Santoso, Yosi, Fenita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/20049/1/SKRIPSI%20FORMAT%20AMIK%20benar.pdf http://repository.unib.ac.id/20049/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan akan protein hewani selalu meningkat dari tahun ke tahun karena kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Upaya untuk memenuhi tuntutan konsumen berupa produk daging ayam berkualitas biasanya dilakukan dengan memanipulasi kandungan gizi atau sumber bahan tertentu di dalam ransum. Penggunaan antibiotika sebagai feed additive pada broiler sudah tidak direkomendasikan, karena antibiotika akan diakumulasikan dalam daging. Residu antibiotika dalam daging menimbulkan resistensi mikrobia patogen apabila dikonsumsi, padahal antibiotika sangat dibutuhkan untuk dapat menghasilkan performa dan mutu daging yang optimal. Untuk menghindari adanya residu antibiotika, maka dewasa ini banyak diarahkan melalui pencarian feed additive sebagai pengganti antibiotika seperti tumbuhan obat. Dipilih dua tumbuhan obat sebagai pengganti antibiotika sekaligus meningkatkan warna karkas, yaitu daun katuk dan daun salam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun salam (Syzygium polyanthum) fermentasi dalam ransum terhadap kualitas karkas pada ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2018 berlokasi dikandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dengan 40 ekor broiler betina pada setiap perlakuan. Keterangan perlakuan adalah P0: Ransum control (tanpa tambahan herbal), P1: Ransum mengandung 1,875% daun katuk fermentasi dan 0,625% daun salam fermentasi, P2: Ransum mengandung 1,25% daun katuk fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P3: Ransum mengandung 0,625% daun katuk fermentasi dan 1,875% daun salam fermentasi, P4: Ransum mengandung 3,75% daun katuk fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P5: Ransum mengandung 2,5% daun katuk fermentasi dan 2,5% daun salam fermentasi, P6: Ransum mengandung 1,25% daun katuk fermentasi dan 3,75% daun salam fermentasi. Variabel yang diamati adalah persentase berat karkas, meat bone ratio (MBR), cooking loss, drip loss dan warna karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase berat karkas, meat bone ratio, cooking loss dan drip loss. Perlakuan meningkatkan warna karkas pada P2, P3, P4, P5 dan P6. Persentase berat karkas untuk P0, P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 masing - masing adalah sebesar (66,07%), (69,59%), (68,30%), (68,95%), (69,25%), (69.18%) dan (69,39%). Meat bone ratio (MBR) untuk P0, P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 masing - masing sebesar (5,21), (5,69), (4,64), (5,34), (5,09), (5,24) dan (4,94). Cooking loss untukP0, P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 masing - masing sebesar (47,47%), (50,09%), (52,02%), (48,82%), (51,16%), (50,46%) dan P6 (51,72%). Drip loss untukP0, P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 masing - masing sebesar (14,91%), (13,14%), (13,00%), (13,55%), (12,62%), (13,48%) dan P6 (14,32%). Warna karkas untuk P0,P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 masing - masing sebesar (103,38), (104,08), (104,50), (104,33), (105,08), (104,58) dan (104,50). Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk dan daun salam fermentasi dapat meningkatkan warna karkas dan dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik.