SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN PENAMBAHAN JAWAWUT (Setaria italica L)
Main Authors: | Yussalia, Pera, Zulman, Effendi, Marniza, Marniza |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/19112/1/SKRIPSI.pdf http://repository.unib.ac.id/19112/ |
Daftar Isi:
- Jawawut dapat dijadikan sebagai sumber energi, protein, kalsium, vitamin B-1, Riboflavin (B-2). Pada 100 g jawawut jenis Pearl millet mengandung 78,9 g karbohidrat, 12,8 g protein dan 5,6 g lemak sedangkan pada tepung terigu rendah protein mengandung 77 g karbohidrat, 8 g protein dan 1,5 g lemak, Selain itu jewawut juga mengandung gluten yang sifatnya elastis, kedap udara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik biskuit dan sifat organoleptik biskuit jawawut dengan penambahan tepung jawawut. Pembuatan biskuit dengan Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu perbandingan jewawut dengan tepung terigu. Tepung terigu 100%, 80%, 75%, 70%, dan 65% dengan tepung jawawut yang digunakan 0%, 20%, 25%, 30%, dan 35%. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analisis Variasi) untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan. Jika terjadi beda nyata, digunakan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% menggunakan SPSS 23. Statistik Nonparametrik Modus untuk uji organoleptik dan buku Munsell Color uji waran untuk jaringan tanaman Hasil penelitian dengan penambahan tepung jawawut 0%, 20%, 25%, 30%, 35% menghasilkan kadar air terbaik pada penambahan 65% tepung terigu dan 35% tepung jawawut (2,83%), kekerasan pada perlakuan 65:35 (0,83 mm/s), volume pengembangan pada perlakuan 65:35 (57,26 %) dan warna yang dihasilkan kuning-kecoklatan Hue 2.5 Y, Value 7 dan chroma 8 pada perlakuan 75:35 dan 65:35. Berdasarkan sifat organoleptik penambahan tepung jawawut 0%, 20%, 25%, 30%, 35% dari hasil uji 25 panelis semi terlatih. Hasil uji organoleptik terhadap warna dominasi warna modus 4 yang berarti suka sedangkan aroma, rasa, tekstur dominasi modus 3 yang berarti biasa.