KARAKTERISTIK KERUPUK KULIT SAPI DARI BAGIAN TOPOGRAFI BERBEDA MELALUI LAMA PERENDAMAN LARUTAN KAPUR SIRIH (KALSIUM HIDROKSIDA)

Main Authors: Lubis, Syahrul, Bonodikun, Bonodikun, Syafnil, Syafnil
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/17747/1/skripsi%20utuhPDF.pdf
http://repository.unib.ac.id/17747/
Daftar Isi:
  • Hasil ikutan (by product) ternak berupa kulit merupakan salah satu hasil ikutan dari ternak yang menyimpan potensi besar akan protein dan memiliki nilai ekonomi paling tinggi dibanding produk lainnya sehingga sampai saat ini telah banyak diolah dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia, dalam bentuk produk pangan maupun dalam bentuk produk non-pangan, pemanfaatan produk pangan maupun non-pangan telah dikembangkan oleh masyarakat, baik dalam bentuk industri skala kecil, mikro, menengah maupun besar. Jenis kulit berdasarkan kualitasnya dibagi menjadi beberapa bagian yakni bagian punggung bagian yang letaknya ada pada punggung dan mempunyai jaringan struktur yang paling kompak luasnya 40% dari seluruh bagian kulit, kemudian bagian leher kulitnya agak tebal, sangat kompak tetapi ada beberapa kerutan, bagian bahu dengan sifat kulitnya agak tipis, kualitasnya bagus hanya terkadang ada kerutan yang dapat mengurangi kualitas, dan yang terakhir yaitu bagian perut dan paha struktur jaringan kurang kompak kulit tipis dan mulur Penelitian ini bertujuan Menentukan bagian topografi kulit sapi berbeda yang berpotensi baik untuk kerupuk kulit sapi dan menentukan karakeristik kadar protein, kadar kalsium, rendemen dan organoleptik kerupuk kulit sapi dari tiga topografi kulit perut, punggung dan leher dengan waktu perendaman kapur sirih terbaik. . Penelitian menggunakan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap- Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu tiga bagian kulit sapi Perut (K1), Punggung (K2) dan leher (K3). faktor kedua yaitu lama Perendaman kapur sirih selama 24 jam (P1), 48 jam (P2) dan 72 jam (P3). Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pertanian dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Variabel yang diamati dari setiap sampel (unit percobaan) adalah nilai rendemen, kadar protein, kadar kalsium, organoleptik (kenampakan, bau, rasa dan tekstur). Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA. Jika dari data terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Douncant Multiple Range Test) pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Topografi kulit terbaik pada kulit leher dimana nilai rata-rata tertinggi kadar protein, kadar kalsium, nilai bau, nilai rasa dan nilai tekstur masing-masing 15.67%, 1.57%, 6.37 (agak suka), 7.12 (suka) dan 7.27 (suka). Topografi kulit dan lama perendaman larutan kapur sirih terbaik adalah bagian kulit leher dan lama perendaman larutan kapur selama 48 jam dengan Kadar Protein 16.63%, Kadar Kalsium1.65%. dan untuk Sifat organoleptik penggunana bagian kulit terbaik adalah bagian kulit leher dengan lama perendaman 72 jam yakni nilai bau 7,36 (suka) dan nilai rasa 7.63 (sangat suka). Sementara pada nilai kenampakan 8 (sangat suka), nilai tekstur 7.83 (sangat suka) menggunakan kulit punggung dengan perendaman 48 jam dan 24 jam. (Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).