PENGARUH PEMBERIAN AMPAS EKSTRAKSI DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS) FERMENTASI TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER
Main Authors: | Marlena, Evi, Urip, Santoso, Kususiyah, Kususiyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/13101/1/EVI%20MARLENA%20%28SKRIPSI%29.pdf http://repository.unib.ac.id/13101/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan protein hewani asal unggas semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas suatu bahan pangan yang akan dikonsumsi. Kualitas karkas sangat mempengaruhi selera konsumen. Kualitas karkas dapat ditingkatkan dengan pemberian daun katuk. Hal ini dikarenakan katuk mengadung senyawa ß - karoten, protein dan kaya akan vitamin C, serta mineral yang dikandungnya seperti kalsium, besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Katuk dapat diberikan pada ayam broiler dalam bentuk tepung daun katuk, ekstrak daun katuk, tepung daun katuk fermentasi dan ekstrak daun katuk fermentasi. Penggunaan dalam bentuk ekstrak daun katuk fermentasi menghasilkan ampas yang belum dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian ampas ekstraksi daun katuk fermentasi (AEDKF) dalam pakan terhadap kualitas karkas ayam broiler. Diduga penggunaan AEDKF sampai taraf 5% tidak menurunkan warna karkas, persentase berat karkas dan meat bone ratio serta tidak meningkatkan cooking loss ayam broiler. Semakin tinggi penggunaan level AEDKF diduga menurunkan drip loss. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2016, berlokasi di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu P0 = pakan tanpa AEDKF, P1 = pakan mengandung 1,25% AEDKF, P2 = pakan mengandung 2,5% AEDKF, P3 = pakan mengandung 3,75% AEDKF dan P4 = pakan mengandung 5% AEDKF. Ayam broiler umur 14 hari sebanyak 80 ekor secara acak, didistribusikan ke dalam 20 petak kandang perlakuan. Pada umur 35 hari, setiap ulangan pada masing-masing perlakuan diambil sampel 1 ekor berdasarkan berat badan untuk pengambilan data warna karkas, persentase berat karkas, meat bone ratio, cooking loss dan drip loss. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemberian AEDKF dapat meningkatkan warna karkas. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian AEDKF berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase berat karkas, meat bone ratio (MBR), cooking loss (susut masak) dan drip loss. Hasil analisis korelasi-regresi menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pemberian AEDKF dengan drip loss (r = - 0,28), dengan persamaan regresi Y = a + bx (Y = 2,57 – 0,12x). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian AEDKF dapat meningkatkan warna karkas. Pemberian AEDKF sampai taraf 5% dapat digunakan tanpa menurunkan persentase berat karkas dan meat bone ratio, serta tidak berdampak negatif terhadap cooking loss. Semakin tinggi level pemberian AEDKF maka drip loss semakin menurun.