Perbandingan Kadar Glukosa Darah Postprandial antara Konsumsi Ubi Kayu Rebus (Manihot esculenta Crantz),Umbi Talas Bogor Kukus (Colocasia esculenta L. Schoot) danNasi Putih (Oryza sativaL) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

Main Author: Djaja, Zenit
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/12153/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.unib.ac.id/12153/
Daftar Isi:
  • Zenit Djaja, H1A011038, 2015. Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Postprandial Antara Konsumsi Ubi Kayu Rebus (Manihot esculenta Crantz), Talas Bogor Kukus (Colocasia esculenta L. Schoot), dan Nasi Putih (Oryza sativa L) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Bengkulu, Bengkulu. Latar Belakang: Menurut data dari International Diabetes Federation pada tahun 2014 terdapat lebih dari 387 juta orang di dunia menderita diabetes melitus. Tingginya prevalensi penyakit ini membutuhkan tatalaksana yang serius, salah satunya yaitu dengan cara mencari alternatif sumber pangan yang aman bagi penderita diabetes melitus. Pati resisten di dalam ubi kayu dan umbi talas Bogor diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah postpandial. Selain itu kandungan amilosa dan cara pengolahan ubi kayu dan umbi talas Bogor juga diduga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah postprandial. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pararel. Sampel adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu dengan jumlah sampel 33 orang. Pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling . Data dianalisis dengan menggunakan uji one way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc-LSD. Hasil Penelitian: Hasil Uji one way Anova p< 0.05. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna nilai selisih kadar glukosa darah antara kelompok perlakuan pertama (konsumsi nasi putih), kelompok kedua (konsumsi kentang rebus) dengan nilai p< 0.05, kelompok perlakuan pertama (konsumsi nasi putih) dan kelompok ketiga (konsumsi talas Bogor kukus) dengan nilai p< 0.05, kelompok dua (konsumsi kentang rebus) dan kelompok ketiga (konsumsi talas Bogor kukus) dengan nilai p<0.05. Simpulan: Talas Bogor kukus dan ubi kayu rebus bisa menjadi makan pengganti nasi putih karena memiliki angka peningkatan kadar glukosa darah posprandial yang lebih rendah. Kata kunci: kadar glukosa darah, pati resisten, amilosa, cara pengolahan