Pengaruh Teknik Percepatan Pertumbuhan Tunas Pada Okulasi Tanaman Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Kultivar Nambangan

Main Author: Humaidah, Amanda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7290/
Daftar Isi:
  • Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) termasuk tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan karena memberi nilai ekonomis tinggi. Rendahnya kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan membuat buah pamelo belum bisa bersaing di pasar global. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dapat diperbanyak secara vegetatif dengan okulasi. Penyambungan atau okulasi ialah salah satu metode dari perbanyakan tanaman, dimana bagian tanaman (batang atas atau scion) bergabung ke bagian lain tanaman (batang bawah atau rootstock) sehingga terdapat dua bagian yang tumbuh secara bersama-sama menjadi tanaman baru (Nawaz et al., 2016). Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dari okulasi antara lain batang bawah dan batang atas yang disambung harus mampu menyatukan dua tanaman dengan kesesuaian (kompatibel), spesies tanaman dan metode yang digunakan dalam okulasi, kondisi lingkungan selama dan setelah okulasi, aktivitas pertumbuhan dari batang bawah, polaritas, pengerjaan okulasi, kontaminasi virus, serangga dan penyakit, zat pengatur tumbuh tanaman dan pembentukan tunas hasil okulasi, perawatan yang dilakukan setelah okulasi serta teknik yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tunas okulasi (Hartmann et al., 2011). Teknik untuk mempercepat pertumbuhan entres biasanya digunakan setelah pelaksanaan okulasi. Pada dasarnya ialah mematahkan dominansi apikal pada pucuk batang bawah. Pertumbuhan tunas okulasi akan terjadi setelah batang bawah di atas okulasi diberi perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan seperti pelengkungan, pemotongan, dan pengeratan. Tunas okulasi nantinya diharapkan dapat tumbuh lebih cepat dan baik. Di beberapa percobaan lapang, teknik pelengkungan merupakan teknik yang paling baik. Sedangkan kombinasi dari teknik pengeratan batang bawah dan dilengkungkan merupakan metode yang paling umum dilakukan di pembibitan. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui dan mempelajari teknik percepatan pertumbuhan yang tepat untuk pertumbuhan tunas okulasi. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik percepatan pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tunas okulasi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2017 di Desa Banaran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Bahan yang digunakan ialah batang bawah tanaman jeruk varietas Japansche citroen (JC), batang atas tanaman jeruk kultivar Nambangan dan pupuk Urea. Alat yang dipakai ialah gunting pangkas, pisau okulasi, plastik transparan, penggaris, gembor, jangka sorong, kertas milimeter, papan label, tali rafia. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan yaitu B0 (batang bawah di atas okulasi dibiarkan), BAL (batang bawah di atas okulasi dilengkungkan), BAP (batang bawah 2 cm di atas okulasi dipotong), BAK (batang bawah 4 cm di atas okulasi dikerat), BAR (batang bawah 4 cm di atas okulasi dirundukkan) dan BAPL (batang bawah 20 cm di atas okulasi dipotong dan dilengkungkan). Pengamatan dilakukan pada ii komponen pertumbuhan meliputi saat pecah mata tunas, saat kemunculan daun pertama, panjang tunas okulasi, diameter tunas okulasi, jumlah daun pada tunas okulasi, luas daun tunas okulasi dan persentase bibit hidup. Data pengamatan yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji F (5%). Apabila terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemotongan batang bawah di atas okulasi (BAP) dan perundukan batang bawah di atas okulasi (BAR) nyata mempercepat pecah mata tunas hasil okulasi tanaman pamelo yang paling baik dibanding perlakuan lainnya. Perlakuan pemotongan batang bawah di atas okulasi (BAP) menghasilkan persentase bibit hidup yang paling baik diantara lainnya yaitu sebesar 100%. Perlakuan pelengkungan batang bawah di atas okulasi (BAL) menghasilkan panjang tunas yang paling baik yaitu pada akhir pengamatan atau 90 hari setelah okulasi adalah 15,2 cm dan luas daun sebesar 34,12 cm2, dibandingkan dengan perlakuan pengeratan batang bawah (BAK) yang menghasilkan pertumbuhan paling kecil yaitu sebesar 98% lebih kecil dari perlakuan pelengkungan batang bawah di atas okulasi (BAL) untuk panjang pada akhir pengamatan (90 HSO) yaitu sebesar 8,96 cm dan 77,5% lebih kecil dari perlakuan pelengkungan batang bawah di atas okulasi (BAL) untuk luas daun yaitu sebesar 21,96 cm2.