Efek Penambahan Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Acidifier Terhadap Berat Karkas Dan Bagian-Bagian Karkas Itik Pedaging
Main Author: | Septian, Bagus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5637/ |
Daftar Isi:
- Belimbing wuluh merupakan tanaman herbal yang saat ini belum diketahui khasiatnya apabila diterapkan ke ternak. Tanaman ini memiliki banyak zat aktif yakni asam sitrat yang nantinya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan memaksimalkan pertumbuhan, serta menstabilkan mikroflora saluran pencernaan serta meningkatkan daya tahan tubuh ternak pada suatu usaha peternakan khususnya peternak itik. Penambahan sari buah belimbing wuluh dalam air minum itik pedaging diharapkan mampu meningkatkan presentase, berat, dan bagian-bagian itik pedaging. Penelitian dilaksanakan di peternakan Itik milik bapak Nano di Mojorejo Kota Batu pada tanggal 17 Desember 2016 - 3 Februari 2017. Penelitian ini bertujuan mengetahui penambahan sari buah belimbing wuluh terhadap presentase, berat, dan bagian-bagian karkas itik pedaging. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam bidang perunggasan yaitu memberikan informasi mengenai pengaruh dan level optimal penambahan sari buah belimbing wuluh sebagai acidifier pakan terhadap presentase, berat, dan bagian-bagian karkas itik pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sari buah belimbing wuluh, pakan basal, itik yang digunakan jenis Hibrida (DOD) sebanyak 120 ekor dipelihara dari umur 1 sampai 48 hari dengan berat rata-rata 41,48 ± 2,65 (g/ekor) dengan koefisien keragaman sebesar 6,39 %. Penambahan sari buah belimbing wuluh terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah P0 perlakuan tanpa sari buah belimbing wuluh, P1 air minum + 2% belimbing wuluh, P2 air minum + 4% belimbing wuluh, P3 air minum + 6% belimbing wuluh. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi presentase karkas, berat katkas dan presentase bagian-bagian karkas. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapang akan ditabulasi dengan menggunakan software Microsoft excel. Data dilanjutkan dengan analisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata (P<0,01) maka akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda atau Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat karkas tertinggi sampai terendah yaitu perlakuan P1 sebesar 892,13 ± 57,39 g; perlakuan P2 sebesar 837,34 ± 56,90 g; perlakuan P3 sebesar 817,38 ± 62,33 g; perlakuan P0 sebesar 751,68 ± 56,32 g. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa penambahan sari buah belimbing wuluh sebagai acidifier memberikan hasil yang sangat nyata terhadap berat karkas (P<0,01) tetapi tidak memberikan hasil yang nyata terhadap persentase karkas dan bagian-bagian karkas itik pedaging. Kesimpulan dari penelitian ini level penambahan sari buah belimbing wuluh paling baik adalah 2 % yang dapat menghasilkan berat karkas mencapai 892,13 g, sedangkan penambahan sari belimbing wuluh hingga level 6 % ke dalam air minum tidak meningkatkan persentase karkas dan bagian-bagian karkas itik pedaging sampai umur 48 hari. Disarankan penambahan buah belimbing wuluh dalam pakan di bandingkan dengan dibuat dalam bentuk tepung agar berpengaruh pada ternak.