Analisis Perbaikan Tata Letak Fasilitas Produksi Keripik Kentang Dalam Meminimalisasi Material Handling Dan Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Agronas Gizi Food – Kota Batu)
Main Author: | Mahmudah, Rafida |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5318/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/5318/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/5318/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/5318/ |
Daftar Isi:
- Tata letak fasilitas produksi merupakan salah satu aspek manajemen operasi dalam menjalankan dan mengembangkan usaha suatu perusahaan. Perancangan tata letak fasilitas yang baik pada suatu perusahaan akan mempengaruhi kelancaran sistem operasi dan aktivitas-aktivitas yang terjadi selama proses produksi serta dapat lebih mengoptimalkan ruang yang terdapat pada suatu perusahaan. UKM Agronas Gizi Food merupakan salah satu agroindustri pengolahan keripik kentang di Kota Batu yang berskala kecil menengah. Tata letak fasilitas produksi di UKM Agronas Gizi Food belum diperhatikan sehingga menimbulkan permasalahan dalam hal aliran penanganan bahan (material handling). Keadaan ruang produksi saat ini memiliki penempatan yang belum optimal sehingga urutan aliran bahan menjadi kurang teratur. Pada alur pengolahan produksi keripik kentang terdapat aliran bahan yang terlalu jauh dan ada pula yang saling berdekatan, aliran bahan yang berpotongan serta aliran bahan yang berbalik antar departemen kerja. Hal tersebut mengakibatkan jarak dan biaya penanganan bahan menjadi besar dan kurang efisiensinya waktu yang digunakan dalam penanganan bahan selama proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran bahan tata letak fasilitas produksi awal, jarak dan biaya penanganan bahan pada pengolahan keripik kentang di UKM Agronas Gizi Food serta memberikan tata letak usulan yang dapat meminimumkan jarak dan biaya material handling sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis aliran bahan dengan peta aliran proses (Flow Process Chart atau FPC) dan peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart atau ARC). Kemudian melakukan perhitungan biaya material handling dan dari hasil tersebut diolah kedalam Peta Dari-Ke (from-to chart atau FTC). Analisis peta dari-ke menggunakan data masukan berupa aliran bahan dan biaya material handling. Kemudian analisis Peta Dari-Ke diubah kedalam nilai koefisien biaya dalam bentuk nilai outflow-inflow. Dari analisis data yang dilakukan selanjutnya membuat perencanaan perbaikan tata letak yang baru. Metode yang digunakan adalah metode konvensional dengan membuat tabel skala prioritas (TSP) dan dilanjutkan ke pembuatan activity relationship diagram (ARD) untuk menentukan posisi departemen kerja. Penyususnan ARD disusun berdasarkan kondisi tata letak fasilitas awal dengan aliran bahan, worksheet peta hubungan aktivitas (ARC), dan tabel skala prioritas (TSP). UKM Agronas Gizi Food memiliki bangunan yang terdiri dari 2 lantai. Departemen yang termasuk dalam proses produksi berada di lantai 1 dan lantai 2. Oleh karena itu, pola aliran bahan yang digunakan pada UKM ini adalah berbentuk sudut ganjil atau tidak beraturan (Odd Angle). Akibat dari pola aliran bahan yang tidak beraturan membuat beberapa proses penanganan bahan antar departemen menjadi berpotongan, berbalik dan memiliki aliran yang panjang. Tipe tata letak yang diterapkan di UKM Agronas Gizi Food adalah tipe tata letak berdasarkan aliran proses (process layout). Berdasarkan hasil analisis tata letak aliran bahan didapatkan jarak penanganan bahan dalam proses produksi keripik kentang di UKM Agronas Gizi Food adalah 207,5 m dan jarak tempuh yang diperoleh adalah 1.394,5 m dengan waktu 9.830 detik. Sedangkan untuk biaya penanganan bahan dalam proses produksi keripik kentang adalah Rp 402,- per hari dan 146.226,7,- per tahun. Kemudian dilakukan analisis perbaikan tata letak fasilitas produksi dengan metode konvensional menggunakan TSP dan ARD. TSP merupakan tabel yang disusun berdasarkan nilai koefisien outflow atau nilai yang keluar menuju departemen berikutnya. Perancangan ARD disusun berdasarkan aliran bahan tata letak awal, worksheet ARC dan nilai TSP yang akan menghasilkan aliran bahan yang baru. Dari hasil tersebut selanjutnya dibuat perbaikan tata letak fasilitas usulan dengan melakukan perpindahan departemen. Perbaikan Tata letak fasilitas produksi yang dihasilkan terdapat 2 alternatif usulan. Perbaikan tata letak fasilitas produksi usulan 1 yaitu jarak penanganan bahan 164 m, jarak tempuh 1.133,5 m, waktu 8.150 detik, BMH/meter Rp 4,32 BMH/hari Rp 347 dan BMH/tahun Rp 126.164,2 dengan presentase penurunan 20,96%, 18,72%, 17,09%, 2,98%, 13,72% dan 13,72%. Sedangkan pada perbaikan tata letak fasilitas produksi usulan 2 yaitu jarak penanganan bahan 129,5 m, jarak tempuh 1.088,5 m, waktu 7.897 detik, BMH/meter Rp 4,26 BMH/hari Rp 340 dan BMH/tahun Rp 123.684,3 dengan presentase penurunan 37,59%, 21,94%, 19,66%, 4,30%, 15,42% dan 15,42%. Dari kedua usulan tersebut, dapat dipilih perbaikan tata letak fasilitas produksi usulan yang lebih baik dengan presentase penurunan yang lebih besar. Perbaikan tata letak fasilitas produksi usulan 2 ini dipilih karena dapat mengoptimalkan ruang atau area yang ada pada perushaan. Tata letak fasilitas produksi usulan 2 dapat diterapkan untuk menciptakan tata letak baru yang lebih rapih dan terstruktur sehingga produktivitas para pekerja dapat meningkat.