Pengaruh Proporsi Pelarut dan Lama Waktu Ekstraksi Berbantu Ultrasonik dibandingkan Maserasi terhadap Saponin dari Biji Mahoni (Swietenia mahogani Jacq)
Main Author: | Ardiyanti, Meidinar Rizky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3886/ |
Daftar Isi:
- Biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) termasuk golongan tanaman obat. Salah satu senyawa yang terkandung dalam biji mahoni adalah saponin. Saponin merupakan metabolit sekunder dan merupakan kelompok glikosida dengan aglikon berupa triterpenoid atau steroid. Selain sebagai obat, senyawa tersebut dapat diaplikasikan sebagai surfaktan alami, antioksidan alami dan antimikroba. Saponin dapat dipisahkan dengan pelarut organik (ekstrasi). Untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas ekstraksi saponin biji mahoni yang baik faktor utama yang mempengaruhi ekstraksi yaitu pengaruh proporsi pelarut dan lama waktu ekstraksi. Selain itu penerapan inovasi teknologi ekstraksi berbantuan tenaga ultrasonik (EBU) yang lebih efisien akhir-akhir ini banyak dilakukan sehingga diharapkan penggunaannya lebih baik dibanding metode lainnya. Penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) menguji peranan dua faktor, yaitu lama EBU (10, 15 dan 20 menit) serta faktor rasio bahan:pelarut (1:10, 1:15, dan 1:20 (b/v)). Data dianalisis dengan sidik ragam atau ANOVA (Analysis of Variance) dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) atau BNT (beda Nyata Terkecil). Perlakuan terbaik ditentukan menggunakan multiatribut dengan metode Zeleny. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, proporsi pelarut dan lama waktu ekstraksi memberikan pengaruh terhadap parameter rendemen, aktivitas antioksidan total dan kadar saponin. Pengaruh proporsi pelarut yang semakin besar menghasilkan kualitas dan kualitas tinggi pada setiap parameter uji sedangkan pada pengaruh lama waktu ekstraksi lebih tinggi menunjukan penurunan. Hasil perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan rasio bahan terhadap pelarut 1:20 dan lama waktu ekstraksi 15 menit yang menghasilkan rendemen 40,29%, kadar saponin sebesar 8,90% dan aktivitas antioksidan total sebesar 49,16%. Hasil ekstraksi ini kemudian dibandingkan dengan metode ekstraksi konvensional maserasi. Ekstraksi metode maserasi sedikit lebih baik dalam perolehan kualitas dan kuantitas ekstrak yang diperoleh. Namun metode ultrasonik lebih efekif dan efisien karena menghemat waktu ekstraksi jauh lebih singkat dengan peroleh kualitas dan kuantitas ekstrak yang hampir sama dengan metode maserasi. Pada ekstraksi maserasi yang dilakukan selama 48 jam yang menghasilkan rendemen ekstrak 39%, kadar saponin sebesar 9,26% dan aktivitas antioksidan total 56,23%.