Analisis Permintaan Pangan Protein Hewani Diluar Rumah Di Provinsi Dki Jakarta
Main Authors: | Lasitya, Daffa Sandi, Prof. Ir. Ratya Anindita,, MS., Ph.D., Dr. Ir. Syafrial,, MS. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/1/DAFFA%20SANDI%20LASITYA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/ |
ctrlnum |
196355 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/</relation><title>Analisis Permintaan Pangan Protein Hewani Diluar Rumah
Di Provinsi Dki Jakarta</title><creator>Lasitya, Daffa Sandi</creator><creator>Prof. Ir. Ratya Anindita,, MS., Ph.D.</creator><creator>Dr. Ir. Syafrial,, MS.</creator><subject>338.1 Agriculture</subject><description>Kondisi sosial ekonomi dan demografi dapat menentukan gaya hidup
masyarakat, termasuk pengeluaran untuk konsumsi makanan. Namun kesibukan
bekerja menyebabkan rumah tangga tidak memiliki waktu untuk menyiapkan
makanan, sehingga faktor kenyamanan, kualitas, kepraktisan, keragaman pilihan,
dan rasa menjadi pertimbangan untuk mengonsumsi makanan jadi (Nurbani, 2015).
Badan Pusat Statistik (2019a) mencatat proporsi pengeluaran per kapita untuk
makanan dan minuman jadi meningkat 4,5 persen per tahun, diikuti pertumbuhan
jumlah penyedia akomodasi dan makanan minuman yang meningkat 5,27 persen
per tahun. Jumlah konsumsi protein total per kapita per hari meningkat 3 persen per
tahun, dan sejak tahun 2016 jumlah tersebut sudah berada di atas angka kecukupan
protein yang berlaku di Indonesia yaitu 57 gram per orang per hari. Hal ini
mengindikasikan bahwa pola konsumsi makanan diluar rumah berperan dalam
memenuhi kecukupan protein bagi masyarakat. Namun makanan diluar rumah
memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih tinggi dibanding makanan di
rumah (Choi et al., 2011), serta berpotensi menimbulkan obesitas, diabetes, dan
penyakit jantung jika dikonsumsi berlebih (Richards et al., 2012), sehingga
diperlukan penelitian untuk menganalisis permintaan pangan protein hewani diluar
rumah.
Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis pangsa pengeluaran pangan
protein hewani diluar rumah terhadap total pengeluaran pangan rumah tangga; (2)
Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi dan demografi terhadap
permintaan pangan protein hewani diluar rumah. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan 4.346 data rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2020. Analisis pangsa
pengeluaran dilakukan dengan menghitung rasio pengeluaran pangan protein
hewani diluar rumah terhadap total pengeluaran pangan rumah tangga. Adapun
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pangan protein hewani
diluar rumah dilakukan menggunakan regresi kuantil dengan membedakan 3
kategori rumah tangga (orang tunggal, rumah tangga tanpa anak, dan rumah tangga
lengkap) yang terdiri dari 4 kelompok pendapatan (sangat rendah, rendah, tinggi,
dan sangat tinggi).
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh kategori rumah tangga di DKI
Jakarta memiliki pangsa pengeluaran pangan di bawah 60 persen. Adapun pangsa
pengeluaran pangan protein hewani diluar rumah bernilai 3,79 persen hingga 15,09
persen dari total pengeluaran pangan, dimana rumah tangga dengan kelompok
pendapatan sangat rendah justru memiliki pangsa pengeluaran yang paling tinggi.
Rumah tangga berpendapatan sangat rendah cenderung mengalokasikan lebih
banyak pendapatannya untuk mengonsumsi pangan diluar rumah dibandingkan
rumah tangga berpendapatan tinggi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh positif
dan signifikan pada pengeluaran pangan protein diluar rumah adalah pengeluaran
pangan rumah tangga, usia kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat
ii
pendidikan istri, dan lokasi tempat tinggal. Sedangkan variabel pendapatan rumah
tangga tidak berpengaruh signifikan, menunjukkan bahwa semua level rumah
tangga telah mengonsumsi pangan protein hewani diluar rumah. Faktor keberadaan
anak berusia di bawah 17 tahun memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada
pengeluaran pangan protein hewani diluar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa
keberadaan anak usia sekolah menjadi pertimbangan rumah tangga untuk lebih
memperhatikan kesehatan dengan mengurangi konsumsi pangan protein diluar
rumah. Variabel pendapatan yang tidak berpengaruh signifikan menunjukkan
bahwa berapapun nilai pendapatan yang dimiliki oleh rumah tangga tidak akan
mempengaruhi keputusan rumah tangga mengonsumsi pangan protein hewani
diluar rumah.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan: (1) Perlu adanya
pengawasan pemerintah pada warung atau rumah makan agar dapat menyediakan
pangan diluar rumah yang sehat dan bergizi, agar masyarakat yang berpendapatan
rendah dan sangat rendah dapat mengonsumsi nutrisi yang baik; (2) Pendidikan
anggota rumah tangga perlu ditingkatkan agar mereka dapat mengonsumsi pangan
protein hewani diluar rumah dengan kualitas yang lebih baik; (3) Diperlukan
adanya kampanye untuk mengedukasi rumah tangga tentang pentingnya
menyediakan dan mengonsumsi pangan yang sehat dan bergizi, bukan hanya untuk
anak-anak namun juga seluruh anggota keluarga; (4) Kuantitas pembelian pangan
protein hewani diluar rumah harus tetap terkontrol dan dibatasi dengan
memberlakukan pajak pembelian pangan; (5) Perlu adanya penelitian lebih lanjut
menggunakan data primer untuk mengetahui hasil yang lebih spesifik mengenai
aktivitas rumah tangga yang melakukan konsumsi pangan protein hewani diluar
rumah</description><date>2022-01-02</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/1/DAFFA%20SANDI%20LASITYA.pdf</identifier><identifier> Lasitya, Daffa Sandi and Prof. Ir. Ratya Anindita,, MS., Ph.D. and Dr. Ir. Syafrial,, MS. (2022) Analisis Permintaan Pangan Protein Hewani Diluar Rumah Di Provinsi Dki Jakarta. Magister thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>0422040017</relation><identifier>0422040017</identifier><recordID>196355</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Lasitya, Daffa Sandi Prof. Ir. Ratya Anindita,, MS., Ph.D. Dr. Ir. Syafrial,, MS. |
title |
Analisis Permintaan Pangan Protein Hewani Diluar Rumah
Di Provinsi Dki Jakarta |
publishDate |
2022 |
isbn |
9780422040013 |
topic |
338.1 Agriculture |
url |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/1/DAFFA%20SANDI%20LASITYA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196355/ |
contents |
Kondisi sosial ekonomi dan demografi dapat menentukan gaya hidup
masyarakat, termasuk pengeluaran untuk konsumsi makanan. Namun kesibukan
bekerja menyebabkan rumah tangga tidak memiliki waktu untuk menyiapkan
makanan, sehingga faktor kenyamanan, kualitas, kepraktisan, keragaman pilihan,
dan rasa menjadi pertimbangan untuk mengonsumsi makanan jadi (Nurbani, 2015).
Badan Pusat Statistik (2019a) mencatat proporsi pengeluaran per kapita untuk
makanan dan minuman jadi meningkat 4,5 persen per tahun, diikuti pertumbuhan
jumlah penyedia akomodasi dan makanan minuman yang meningkat 5,27 persen
per tahun. Jumlah konsumsi protein total per kapita per hari meningkat 3 persen per
tahun, dan sejak tahun 2016 jumlah tersebut sudah berada di atas angka kecukupan
protein yang berlaku di Indonesia yaitu 57 gram per orang per hari. Hal ini
mengindikasikan bahwa pola konsumsi makanan diluar rumah berperan dalam
memenuhi kecukupan protein bagi masyarakat. Namun makanan diluar rumah
memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih tinggi dibanding makanan di
rumah (Choi et al., 2011), serta berpotensi menimbulkan obesitas, diabetes, dan
penyakit jantung jika dikonsumsi berlebih (Richards et al., 2012), sehingga
diperlukan penelitian untuk menganalisis permintaan pangan protein hewani diluar
rumah.
Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis pangsa pengeluaran pangan
protein hewani diluar rumah terhadap total pengeluaran pangan rumah tangga; (2)
Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi dan demografi terhadap
permintaan pangan protein hewani diluar rumah. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan 4.346 data rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2020. Analisis pangsa
pengeluaran dilakukan dengan menghitung rasio pengeluaran pangan protein
hewani diluar rumah terhadap total pengeluaran pangan rumah tangga. Adapun
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pangan protein hewani
diluar rumah dilakukan menggunakan regresi kuantil dengan membedakan 3
kategori rumah tangga (orang tunggal, rumah tangga tanpa anak, dan rumah tangga
lengkap) yang terdiri dari 4 kelompok pendapatan (sangat rendah, rendah, tinggi,
dan sangat tinggi).
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh kategori rumah tangga di DKI
Jakarta memiliki pangsa pengeluaran pangan di bawah 60 persen. Adapun pangsa
pengeluaran pangan protein hewani diluar rumah bernilai 3,79 persen hingga 15,09
persen dari total pengeluaran pangan, dimana rumah tangga dengan kelompok
pendapatan sangat rendah justru memiliki pangsa pengeluaran yang paling tinggi.
Rumah tangga berpendapatan sangat rendah cenderung mengalokasikan lebih
banyak pendapatannya untuk mengonsumsi pangan diluar rumah dibandingkan
rumah tangga berpendapatan tinggi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh positif
dan signifikan pada pengeluaran pangan protein diluar rumah adalah pengeluaran
pangan rumah tangga, usia kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat
ii
pendidikan istri, dan lokasi tempat tinggal. Sedangkan variabel pendapatan rumah
tangga tidak berpengaruh signifikan, menunjukkan bahwa semua level rumah
tangga telah mengonsumsi pangan protein hewani diluar rumah. Faktor keberadaan
anak berusia di bawah 17 tahun memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada
pengeluaran pangan protein hewani diluar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa
keberadaan anak usia sekolah menjadi pertimbangan rumah tangga untuk lebih
memperhatikan kesehatan dengan mengurangi konsumsi pangan protein diluar
rumah. Variabel pendapatan yang tidak berpengaruh signifikan menunjukkan
bahwa berapapun nilai pendapatan yang dimiliki oleh rumah tangga tidak akan
mempengaruhi keputusan rumah tangga mengonsumsi pangan protein hewani
diluar rumah.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan: (1) Perlu adanya
pengawasan pemerintah pada warung atau rumah makan agar dapat menyediakan
pangan diluar rumah yang sehat dan bergizi, agar masyarakat yang berpendapatan
rendah dan sangat rendah dapat mengonsumsi nutrisi yang baik; (2) Pendidikan
anggota rumah tangga perlu ditingkatkan agar mereka dapat mengonsumsi pangan
protein hewani diluar rumah dengan kualitas yang lebih baik; (3) Diperlukan
adanya kampanye untuk mengedukasi rumah tangga tentang pentingnya
menyediakan dan mengonsumsi pangan yang sehat dan bergizi, bukan hanya untuk
anak-anak namun juga seluruh anggota keluarga; (4) Kuantitas pembelian pangan
protein hewani diluar rumah harus tetap terkontrol dan dibatasi dengan
memberlakukan pajak pembelian pangan; (5) Perlu adanya penelitian lebih lanjut
menggunakan data primer untuk mengetahui hasil yang lebih spesifik mengenai
aktivitas rumah tangga yang melakukan konsumsi pangan protein hewani diluar
rumah |
id |
IOS4666.196355 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2022-12-06T07:28:20Z |
last_indexed |
2022-12-06T07:28:20Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751456447729762304 |
score |
17.538404 |