Ekstraksi Pektin dari Biomassa Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan Metode Microwave Assisted Extraction dan Variasi Konsentrasi Pelarut Asam Sitrat

Main Authors: Lumbanraja, Meldana Megawati, Dr. Ir. Yusuf Wibisono,, STP, M.Sc. IPM, Dr. Riksfardini Annisa Ermawar,, M. Bio (PB)
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196158/1/Meldana%20Lumbanraja.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196158/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki kebutuhan pektin yang tinggi, namun kebutuhan pektin di industri makanan dan minuman selama ini dipenuhi dari bahan impor luar negeri seperti negara China, Eropa serta Amerika. Setiap tahunnya produksi buah nanas nasional mencapai 702 ton dan menghasilkan limbah berupa biomassa (kulit dan batang) sebesar 50% (b/b) dari total nanas berat yang telah dikupas dan dibuang. Kulit nanas terdiri dari komponen kimia berupa selulosa, hemi-selulosa, lignin dan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ekstraksi pektin dan menganalisis pengaruh perlakuan berbagai konsentrasi pelarut asam sitrat terhadap hasil rendemen, kadar air dan kadar abu. Proses ekstraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Metode MAE dapat mengurangi kebutuhan energi dan pelarut serta mengurangi kemungkinan kerusakan senyawa pektin saat proses pemanasan. Rancangan percoban yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 1 faktor yaitu konsentrasi pelarut asam sitrat yang terdiri dari 3 level (PP1 10%; PP2 15% dan PP3 20%) dengan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 9 satuan percobaan. Analisis komponen kimia pada bahan baku kulit buah nanas dilakukan terlebih dahulu sebelum ekstraksi. Pektin hasil ekstraksi diidentifikasi dan dikuantifikasi dengan Pectin Identification Assay Kit (Megazyme Ltd.). Pengukuran pektin dengan Megazyme Assay dilakukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 235 nm. Identifikasi gugus fungsional pektin dilakukan dengan analisis FTIR. Pengukuran rendemen dan pengujian kualitas pektin dilakukan dengan pengukuran kadar air dan kadar abu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstraksi pektin terbaik dilakukan dengan pelarut asam sitrat konsentrasi 15% (PP2) yang menghasilkan rendemen sebesar 3,23%, kadar air sebesar 9,23% dan kadar abu sebesar 6,73%. Analisis FTIR juga menunjukkan adanya keberadaan asam galakturonat sebagai polimer utama pektin. Hasil analisis dalam penelitian ini sudah sesuai dengan standar mutu pektin Internasional Pectin Procedure Assosiation (IPPA).