Efektivitas Trichoderma Harzianum Dan Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Fusarium Oxysporum Penyebab Penyakit Moler Pada Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)
Main Authors: | Pongmanapa, Angelika Putri Ma’dika, Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi,, MS., Fery Abdul Choliq,, SP., MP., M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195196/1/Angelika%20Putri%20Ma%27dika%20Pongmanapa%27.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195196/ |
Daftar Isi:
- Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran umbi yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Akan tetapi, usaha peningkatan produksi tanaman bawang merah banyak mendapat hambatan. Salah satunya akibat serangan penyakit moler (layu fusarium) yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Patogen ini merupakan patogen tular tanah yang dapat menyerang umbi bawang merah sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mengakibatkan tanaman mati. Pengendalian yang sering dilakukan hingga saat ini ialah penggunaan fungisida sintetik. Namun, fungisida sintetik dapat menimbulkan dampak negatif bagi tanah, tanaman, maupun kesehatan bahkan menyebabkan resistensi patogen. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Salah satu alternatif pengendalian yang dapat dilakukan yaitu penggunaan agens hayati antagonis dan fungisida nabati. Pengendalian ini dapat memanfaatkan jamur antagonis Trichoderma harzianum dan ekstrak daun pepaya (EDP). Penggunaan jamur antagonis dapat dikombinasikan dengan fungisida nabati untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit pada tanaman. Kombinasi jamur antagonis dan fungisida nabati dapat meminimalkan penggunaan fungisida sintetik dan resistensi yang ditimbulkannya. Penelitian tentang efektivitas Trichoderma harzianum yang dikombinasikan dengan ekstrak daun pepaya belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dikaji efektivitasnya secara tunggal maupun kombinasinya untuk mengendalikan Fusarium oxysporum penyebab penyakit moler pada tanaman bawang merah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 hingga Juli 2020 yang terdiri atas 2 tahap pengujian, yaitu uji in vitro dan uji in vivo. Uji in vitro dilakukan di laboratorium Mikologi (Penyakit Tumbuhan) dan laboratorium Toksikologi Pestisida Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Uji in vivo dilakukan di Green House Kebun Percobaan Jatimulyo, Lowokwaru, Malang. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama ialah penambahan Trichoderma harzianum yang terdiri dari dua taraf yaitu T0 = tanpa T. harzianum dan T1 = penambahan T. harzianum. Faktor kedua ialah konsentrasi ekstrak daun pepaya (EDP) yang terdiri dari 5 taraf yaitu E0 = 0 ppm EDP, E1 = 50.000 ppm EDP, E2 = 100.000 ppm EDP, E3 = 150.000 ppm EDP, dan E4 = 200.000 ppm EDP. Kombinasi yang diperoleh dari perlakuan Trichoderma harzianum dan ekstrak daun pepaya ialah: T0E0 (tanpa T. harzianum + 0 ppm EDP/kontrol), T0E1 (tanpa T. harzianum + 50.000 ppm EDP), T0E2 (tanpa T. harzianum + 100.000 ppm EDP), T0E3 (tanpa T. harzianum + 150.000 ppm EDP), T0E4 (tanpa T. harzianum + 200.000 ppm EDP), T1E0 (T. harzianum + 0 ppm EDP), T1E1 (T. ii harzianum + 50.000 ppm EDP), T1E2 (T. harzianum + 100.000 ppm EDP), T1E3 (T. harzianum + 150.000 ppm EDP), dan T1E4 (T. harzianum + 200.000 ppm EDP). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan yang digunakan pada uji in vitro ialah persentase daya hambat F. oxysporum (%). Variabel pengamatan yang digunakan pada uji in vivo meliputi masa inkubasi (hsi), insidensi penyakit (%), panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai/tanaman), jumlah anakan (anakan/tanaman), bobot basah umbi (g), dan bobot kering umbi (g). Data hasil pengujian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Varians). Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kombinasi Trichoderma harzianum dan ekstrak daun pepaya memberikan interaksi yang nyata terhadap penghambatan patogen Fusarium oxysporum pada uji in vitro maupun in vivo. Penggunaan kombinasi keduanya lebih efektif untuk menghambat patogen F. oxysporum dibandingkan jika digunakan secara tunggal. Kombinasi yang paling efektif untuk mengendalikan Fusarium oxysporum ialah kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya konsentrasi 150.000 dan 200.000 ppm. Pada uji in vitro, kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya konsentrasi 150.000 ppm dan 200.000 ppm dapat menghambat pertumbuhan F. oxysporum dengan persentase daya hambat masing-masing sebesar 53,78% dan 62,09%. Pada uji in vivo, kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya konsentrasi 150.000 ppm 200.000 ppm dapat menekan perkembangan F. oxysporum dengan insidensi penyakit 0% atau tidak menunjukkan gejala penyakit moler. Sementara itu pada parameter komponen pertumbuhan tanaman, kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya tidak memberikan interaksi nyata terhadap panjang tanaman dan jumlah daun. Panjang tanaman dan jumlah daun hanya dipengaruhi secara nyata oleh faktor tunggal konsentrasi ekstrak daun pepaya pada umur 6 hingga 8 MST. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh penggunaan 150.000 ppm dan 200.000 ppm ekstrak daun pepaya. Kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya hanya memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada umur 6 hingga 8 MST. Jumlah anakan terbanyak ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi T. harzianum dan 200.000 ppm ekstrak daun pepaya. Pada parameter hasil panen tanaman, kombinasi T. harzianum dan ekstrak daun pepaya memberikan interaksi nyata terhadap bobot basah dan bobot kering umbi. Bobot umbi tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi T. harzianum dan 200.000 ppm ekstrak daun pepaya