Formulasi Kertas Seni Berbahan Dasar Sabut Kelapa, Akar Alang-Alang, dan Kertas Bekas

Main Authors: Sari, Annisa Permata, Ika Atsari Dewi,, STP, MP, Arie Febrianto Mulyadi, STP, MP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195072/1/Annisa%20Permata%20Sari.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195072/
Daftar Isi:
  • Penggunaan kertas sebagai bahan kemasan dipilih karena terbuat dari bahan alami yang ramah lingkungan serta mudah terurai. Salah satu opsi jenis kertas yang dapat digunakan adalah kertas seni. Kertas seni merupakan kertas yang memiliki nilai estetika dari pola serat yang dihasilkan. Serat-serat yang terbuat dari bahan baku pulp yang digunakan memberi keunikan dari kertas tersebut. Dengan nilai estetika yang dimiliki oleh kertas seni ini menambahkan nilai lebih sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai bahan baku kemasan. Bahan baku utama yang digunakan pada proses pembuatan kertas adalah serat yang memiliki kandungan selulosa tinggi Kebutuhan selulosa dalam pembuatan kertas membuka peluang pada pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku kertas. Limbah pertanian ini dikelola menjadi pulp serat non kayu untuk menggantikan pulp kayu yang biasa digunakan. Limbah pertanian yang dapat dihasilkan sebagai bahan baku pulp serat non kayu diantaranya adalah sabut kelapa dalam (Cocos nucifera L.) yang sudah tua dan akar alang-alang (Imperata cylindrica). Sabut kelapa menjadi pulp karena memiliki kandungan selulosa sebesar 32,69% dan lignin 42,10%. Untuk mengurangi kadar lignin dalam sabut kelapa dilakukan proses delignifikasi dengan metode soda menggunakan NaOH 30% yang dimasak selama 150 menit. Akar alang-alang memiliki kandungan selulosa sebanyak 40,22% serta lignin sebanyak 31,29%. Untuk pulp yang dibuat dari akar alang-alang, delignifikasi dilakukan dengan metode organosolv menggunakan CH3COOH 92,5% dengan lama waktu pemasakan selama 66 menit. Untuk meningkatkan ketahanan tarik dari campuran kedua serat tersebut dilakukan penambahan serat sekunder berupa kertas bekas.Pada penelitian ini dilakukan penentuan formulasi dari setiap bahan penyusun kertas seni. Penentuan formulasi dilakukan dengan menggunakan metode linear programming. Variabel keputusan yang akan dicari yaitu jumlah dari masing-masing bahan baku yang digunakan. Fungsi tujuan yang diharapkan yaitu meminimasi biaya yang diperlukan untuk pembuatan kertas seni. Batasan kendala yang dipilih yaitu batasan mengenai jumlah persentase dari bahan yang akan digunakan. Hasil dari formulasi akan dibuat menjadi kertas seni yang dicetak menggunakan screen ukuran 30 x 40 cm. Kertas seni yang dihasilkan akan dilakukan pengujian berupa gramatur, daya tarik, ketebalan, daya serap air, dan kadar air untuk mengetahui bahwa komposisi yang dihasilkan layak untuk pengembangan selanjutnya. Untuk menghasilkan selembar kertas seni didapatkan hasil formulasi dari masing-masing variabel keputusan X1 (sabut kelapa), X2 (akar alang-alang), dan X3 (kertas bekas) sebesar 18 gram, 12 gram, dan 10 gram. Dengan formulasi tersebut didapatkan jumlah biaya bahan baku minimal sebesar Rp11.322,57. Formulasi dari penelitian ini menghasilkan kertas seni dengan karakteristik kertas seni yang memiliki gramatur sebesar 260,3 gram/m2, kuat tarik sebesar 4,9 kN/m2, daya serap air sebesar 515,64%, ketebalan 1 mm, dan kadar air 9,97%. Perbandingan antara karakteristik kertas seni dengan SNI 0123-2008 telah sesuai yaitu memiliki nilai gramatur dengan rentang 225-500 gram/m2, ketahanan tarik min. 1,96 kN/m2, dan kadar air maks. 10%.