Karakteristik Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Amarum) Kering Dengan Pengeringan Suhu rendah

Main Authors: Marnela, Sri, Dr. Ir. Sandra Malin Sutan,, MP, Prof.Dr.Ir. Sumardi Hadi Sumarlan, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191957/1/0520100152%20-%20Sri%20Marnela.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191957/
Daftar Isi:
  • Jahe merupakan tanaman obat yang paling banyak dibutuhkan sebagai obat tradisional serta digunakan dalam industri makanan dan minuman. Kebutuhan jahe setiap waktu semakin meningkat, hal ini disebabkan penggunaan jahe yang sudah beragam yang selama ini hanya untuk bumbu masak sekarang mempunyai banyak fungsi baik untuk makanan lain dan yang butuh jahe dalam kapasitas besar adalah untuk farmasi. Jahe dalam keadaan segar sangat mudah rusak maka diperlukan penanganan yang dapat memperpanjang masa simpan, salah satunya adalah proses pengeringan. Proses pengeringan akan menyebabkan perubahan secara fisik dan kimia dari jahe, dimana rasa dan aroma jahe kering kurang diminati konsumen. Kerusakan aroma ini disebabkan karena suhu yang digunakan tinggi sehingga zat volatil yang ada pada jahe hilang semua, maka diperlukan sistem pengering yang suhunya tidak tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik fisik pada jahe kering dengan pengaruh variasi suhu pengering, mencari suhu dan RH optimum untuk pengeringan jahe emprit dengan menggunakan mesin pengering suhu rendah dan RH rendah, mengukur dan menganalisis laju pengeringan pada jahe emprit menggunakan mesin pengering suhu rendah dan RH rendah, mengukur lama waktu pengeringan jahe emprit menggunakan mesin pengering suhu rendah dan RH rendah Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variasi suhu yaitu 200C, 300C dan 400C dan tebal irisan ±2mm dengan 3 kali ulangan setiap sampel. Pengeringan dilakukan sampai bahan mencapai kadar air sesuai dengan SNI yaitu maksimal 12%. Parameter yang diukur adalah laju pengeringan, kadar air dan karakteristik fisik bahan. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk semua parameter pada jahe bubuk terdapat pada pengeringan suhu 40 ulangan ke-3. Sedangkan untuk jahe irisan terdapat pada pengeringan suhu 40 ulangan pertama. Suhu optimum yang diperoleh berdasarkan kandungan vitamin C terbanyak terdapat pada jahe emprit yang dikeringkan dengan menggunakan suhu 300C. Laju pengeringan yang didapatkan dengan mengeringkan jahe menggunakan mesin pengering suhu rendah RH rendah lebih cepat dibandingkan dengan metode penjemuran.Waktu yang diperlukan untuk pengeringan dengan menggunakan mesin pengering RH rendah suhu rendah lebih sedikit dibandingkan dengan melakukan pengeringan dengan metode penjemuran.