Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose) dan Ekstrak Jahe Pada Edible Coating Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Kualitas Buah Apel Manalag
Main Authors: | Harahap, Amran Ridwan, Prof. Dr. Ir. Wignyanto, MS, Azimmatul Ihwah, S.Pd, M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191588/1/0520100051%20-%20Amran%20Ridwan%20Harahap.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191588/ |
Daftar Isi:
- Apel merupakan buah yang banyak diminati oleh banyak orang untuk dikonsumsi secara langsung. Namun, buah apel sangat rentan mengalami kerusakan dan memiliki umur simpan yang cukup lama yaitu sekitar 7 hari pada suhu kamar. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan pasca panen untuk tetap mempertahankan kualitas yakni dengan cara melapisi edible coating. Adapun bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai edible coating adalah tanaman lidah buaya, Carboxymethyl Cellulose (CMC) untuk meningkatkan sifat plasticer dari larutan dan ekstrak jahe sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas antara buah apel manalagi saat diberikan edible coating perlakuan konsentrasi CMC dan ekstrak jahe, dengan perlakuan kontrol selama penyimpanan. Selanjutnya, mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan CMC dan ekstrak jahe pada edible coating terhadap kualitas organoleptik (aroma, warna, rasa, dan kenampakan) buah apel manalagi. Penelitian hanya terdapat satu data saja, terdiri dari 9 perlakuan yang merupakan kombinasi antara CMC yang terdiri dari 3 konsentrasi berbeda (1%, 1,5%, dan 2%) b/v dan ekstrak jahe yang juga terdiri dari 3 konsentrasi berbeda (0,5%, 1,5%, dan 3%) v/v. Parameter yang diamati yaitu kadar air, susut bobot, kekerasan, Total Padatan Terlarut (TPT), dan organoleptik dianalisis menggunakan Analisis Statistika Deskriptif dengan membandingkan data parameter pada masing-masing lama penyimpanan hari ke-0, 3, 6, 9, 12, dan 15. Data organoleptik (warna, kenampakan, aroma, dan rasa) dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji Friedman. Penentuan perlakuan ix terbaik pada uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan indeks efektivitas. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa melalui analisis fisik dengan parameter TPT, susut bobot, kekerasan dan kadar air terdapat perbedaan kualitas antara perlakuan kontrol dengan buah apel manalagi yang diberikan edible coating lidah buaya kombinasi konsentrasi CMC dan ekstrak jahe selama penyimpanan. Melalui uji organoleptik didapatkan bahwa perlakuan terbaik pada perlakuan kombinasi CMC 2% dan ekstrak jahe 3% (A3B3), dengan rerata skor kesukaan panelis terhadap aroma, warna, rasa, dan kenampakan secara berturut- turut 2,8; 3,4; 2,4; dan 3,5. Berdasarkan perhitungan neraca massa diketahui bahwa input pada proses pencucian sebesar 8000 gram (pelepah lidah buaya 7000 gram dan air 1000 gram), kemudian output juga sebesar 8000 gram (pelepah lidah buaya yang sudah dicuci 7.007,4 gram dan air bekas pencucian 992,6 gram). Pada proses pengupasan input sebesar 7.007,4 gram (pelepah lidah buaya yang sudah dicuci), kemudian output juga sebesar 7.007,4 gram (daging lidah buaya 5.161,5 gram dan kulit 1.845,9 gram). Pada proses penghalusan input sebesar 5.161,5 gram (daging lidah buaya), kemudian output juga sebesar 5.161,5 gram (daging lidah buaya yang sudah dihaluskan). Pada proses penyaringan input sebesar 5.161,5 gram (daging lidah buaya yang sudah dihaluskan), kemudian output juga sebesar 5.161,5 gram (gel lidah buaya 4.903,2 gram dan ampas 258,3 gram). Pada proses pemanasan input sebesar 4.903,2 gram (gel lidah buaya), kemudian output juga sebesar 4.903,2 gram (gel lidah buaya yang sudah dipanaskan 4.832,9 gram dan uap air pemanasan 70,3 gram). Selanjutnya, pada proses pendinginan input sebesar 4.832,9 gram (gel lidah buaya yang sudah dipanaskan), kemudian output juga sebesar 4.832,9 gram (edible coating lidah buaya).