Penggandaan Skala Produksi Kertas Seni Berbahan Dasar Limbah Serat Pinang dan Kertas HVS Bekas Pakai
Main Authors: | Al Ayyubi, Sholahuddin, Ika Atsari Dewi,, STP, MP, Azimmatul Ihwah,, S.Pd, M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189515/1/175100301111029%20-%20Sholahuddin%20Al%20Ayyubi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189515/ |
Daftar Isi:
- Kertas adalah salah satu bahan yang banyak digunakan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), pada tahun 2013 terdapat 82 industri pulp dan kertas dengan hasil produksi sebesar 18,96 juta ton. Hingga September 2016, industri pulp dan kertas menyumbang devisa sebesar USD 3,79 Miliar dan berada di peringkat ketujuh sebagai penyumbang devisa terbesar pada sektor non migas. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari segi bahan baku sehingga memiliki potensi untuk menguasai pasar pulp dan kertas dunia. Salah satu potensi bahan baku dalam pembuatan kertas adalah pinang yang masih jarang dimanfaatkan. Bahan baku lain yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kertas adalah kertas HVS bekas dimana memiliki kandungan selulosa yang tinggi. Kertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat yang memiliki penampilan estetik yang dapat menjadi alternatif pemanfaatan limbah pertanian yang pada umumnya berupa serat bukan kayu namun memiliki kandungan selusosa yang cukup besar. Penelitian saat ini masih dilakukan pada skala laboratorium. Penggandaan skala pada skala pilot plant dilakukan agar dapat meningkatkan kapasitas produksi kertas seni dibandingkan dengan skala laboratorium. Hasil dari penelitian ini akan memberikan informasi terkait seluruh aliran material dan energi yang digunakan dalam proses pembuatan kertas seni dan kualitas fisik produk kertas seni yang dihasilkan. Disamping itu, hasil yang didapatkan akan dilakukan analisis posisi produk sehingga dapat mengetahui keunikan produk dibandingkan dengan produk kertas seni yang sudah ada di pasaran Proses utama yang diskala gandakan adalah pencampuran pulp pinang dan kertas HVS bekas dimana mesin yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin tangki pengadukan yang mana sebelumnya adalah blender pada skala lab.. Berdasarkan dari spesifikasi mesin, tangki pengadukan membutuhkan daya yang lebih besar untuk menggerakkan mesin dibandingkan dengan blender dimana hal ini dipengaruhi oleh kapasitas mesin tangki pengadukan (200 L) yang jauh lebih besar dibandingkan dengan blender (1,5 L). Proses pencampuran pada skala pilot plant memakan waktu yang lebih lama (60 menit) dibandingkan dengan pada saat proses yang dilakukan pada skala laboratorium (3 menit) dikarenakan kecepatan pengadukan pada skala pilot plant (35 rpm) lebih rendah dibandingkan dengan skala laboratorium (3000 rpm). Kualitas gramatur kertas yang dihasilkan pada penelitian dibandingkan dengan skala laboratorium sama-sama memenuhi SNI kertas dupleks. Kualitas ketahanan tarik dan kekakuan kertas dari kertas yang dihasilkan pada skala laboratorium sedikit lebih baik dibandingkan dengan kertas yang dihasilkan pada skala pilot plant tetapi kedua hasil kertas tersebut masih belum memenuhi SNI kertas yang berlaku. Biaya kebutuhan utilitas per bulan meliputi listrik sebesar Rp 241.248,86, gas sebesar Rp 100.000, dan air sebesar Rp 44.220. Hasil positioning kertas seni menunjukkan bahwa kertas yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki keunikan pada faktor gramatur jika dibandingkan dengan produk kertas seni merk Dyna. Nilai gramatur dari kertas seni hasil penelitian ini lebih tinggi (257 g/m2) dibandingkan dengan kertas seni merk Dyna (130 g/m2). Secara kegunaan, kertas yang bergramatur tinggi lebih cocok digunakan untuk pembuatan kartu