Pengaruh Pemberian Berbagai Level Kompos Limbah Feses Burung Puyuh Terhadap Penampilan Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L)
Main Authors: | Widiarahman, Hawa Anggita, Prof. Dr. Ir. Moch. Junus,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188575/1/Hawa%20Anggita%20Widiarahman.pdf http://repository.ub.ac.id/188575/ |
ctrlnum |
188575 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/188575/</relation><title>Pengaruh Pemberian Berbagai Level Kompos
Limbah Feses Burung Puyuh Terhadap
Penampilan Tanaman Tomat
(Solanum Lycopersicum L)</title><creator>Widiarahman, Hawa Anggita</creator><creator>Prof. Dr. Ir. Moch. Junus,, MS</creator><subject>636 Animal husbandry</subject><description>Tomat merupakan salah satu kelompok tanaman yang
dapat berbunga musiman, Dalam menyediakan kebutuhan
tanaman tomat diperlukan budidaya pemeliharaan tanaman
tomat dengan menyediakan media penanaman sebagai
penunjang agar pertumbuhan optimal. Salah satu media tanam
yang digunakan berasal dari limbah kotoran burung puyuh
yang diolah menjadi pupuk dengan penambahan kompos
media tanam organik lainnya seperti arang sekam, cocopeat
dan tanah humus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penampilan tanaman tomat fase vegetatif diberi perlakuan
beberapa level limbah feses burung burung puyuh.
Penelitian ini dilaksanakan selama 58 hari di Kecamatan
Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat dimulai pada tanggal 1
Desember 2020 sampai 27 Januari 2021. Materi penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah burung
puyuh dengan masing-masing perlakuan dan kompos media
tanam organik yang terdiri dari arang sekam, cocopeat dan
tanah humus sebanyak 250 gram untuk masing-masing
perlakuan (P0, P1, P2, dan P3). Metode penelitian ini adalah
percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan.
Perlakuan penelitian ini adalah limbah feses burung puyuh dan
kompos media tanam organik yang digunakan P0 sebanyak
250 gram kompos media tanam organic; P1 (limbah feses
burung puyuh 10% dan 250 gram kompos media tanam
organik); P2 (limbah feses burung puyuh 20% dan 250 gram
kompos media tanam organik); dan P3 (limbah feses burung
puyuh 30% dan 250 gram kompos media tanam organik).
Variabel yang diukur antara lain tinggi tanaman, jumlah daun
dan diameter batang tanaman tomat. Data dianalisis
menggunakan Analysis of Varians (ANNOVA), jika ada
perbedaan pengaruh akan dilanjutkan dengan Uji Jarak
Berganda Duncan (DMRT).
Hasil penelitian terhadap variabel tinggi tanaman pada
umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, 35 HST, 42 HST menunjukan
bahwa perlakuan limbah feses burung puyuh berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi dengan perolehan nilai tertinggi
diperoleh P1 atau level kompos limbah feses burung puyuh
10% untuk semua umur tanaman dengan masing nilai 6,65 cm
(7 HST); 9,6 cm (14 HST); 13,33 cm (21 HST); 24,7 cm (28
HST); 26,18 cm (35 HST); dan 46 cm (42 HST). Pengaruh
kompos limbah feses burung puyuh memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap variabel pertumbuhan diameter tanaman
tomat pada semua umur. Hasil pengamatan diameter batang
menunjukan bahwa aplikasi pemberian level limbah feses
burung puyuh 10% memperoleh nilai tertinggi diameter
tanaman tomat dengan perolehen dan umur antara lain 1,067
cm (21 HST); 1,57 cm (28 HST) dan 1,72 cm (35 HST)
ix
sedangkan pada umur 42 HST rata-rata tertinggi nilai diameter
tanaman tomat diperoleh P3 atau level limbah feses burung
puyuh 30% dengan nilai 6,32 cm. Variabel pengamatan
jumlah daun menunjukan bahwa interaksi pemberian level
limbah feses burung puyuh terhadap respon jumlah daun
tanaman tomat berpengaruh nyata pada umur 7 HST dan
berpengaruh sangat nyata pada umur 14 HST, 21 HST, 28
HST, 35 HST dan 42 HST. Perolehan jumlah helai daun
tanaman tomat tertinggi diperoleh P1 dengan level limbah
feses burung puyuh 10% dengan masing-masing rata-rata nilai
dan umur antara lain 2,5 helai (7 HST); 6,17 helai (14 HST);
11,83 helai (21 HST); 22,16 helai (28 HST); 28,83 helai (35
HST) dan 65, 83 helai (42 HST).</description><date>2021-07-07</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/188575/1/Hawa%20Anggita%20Widiarahman.pdf</identifier><identifier> Widiarahman, Hawa Anggita and Prof. Dr. Ir. Moch. Junus,, MS (2021) Pengaruh Pemberian Berbagai Level Kompos Limbah Feses Burung Puyuh Terhadap Penampilan Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>0521050185</relation><recordID>188575</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Widiarahman, Hawa Anggita Prof. Dr. Ir. Moch. Junus,, MS |
title |
Pengaruh Pemberian Berbagai Level Kompos
Limbah Feses Burung Puyuh Terhadap
Penampilan Tanaman Tomat
(Solanum Lycopersicum L) |
publishDate |
2021 |
topic |
636 Animal husbandry |
url |
http://repository.ub.ac.id/188575/1/Hawa%20Anggita%20Widiarahman.pdf http://repository.ub.ac.id/188575/ |
contents |
Tomat merupakan salah satu kelompok tanaman yang
dapat berbunga musiman, Dalam menyediakan kebutuhan
tanaman tomat diperlukan budidaya pemeliharaan tanaman
tomat dengan menyediakan media penanaman sebagai
penunjang agar pertumbuhan optimal. Salah satu media tanam
yang digunakan berasal dari limbah kotoran burung puyuh
yang diolah menjadi pupuk dengan penambahan kompos
media tanam organik lainnya seperti arang sekam, cocopeat
dan tanah humus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penampilan tanaman tomat fase vegetatif diberi perlakuan
beberapa level limbah feses burung burung puyuh.
Penelitian ini dilaksanakan selama 58 hari di Kecamatan
Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat dimulai pada tanggal 1
Desember 2020 sampai 27 Januari 2021. Materi penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah burung
puyuh dengan masing-masing perlakuan dan kompos media
tanam organik yang terdiri dari arang sekam, cocopeat dan
tanah humus sebanyak 250 gram untuk masing-masing
perlakuan (P0, P1, P2, dan P3). Metode penelitian ini adalah
percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan.
Perlakuan penelitian ini adalah limbah feses burung puyuh dan
kompos media tanam organik yang digunakan P0 sebanyak
250 gram kompos media tanam organic; P1 (limbah feses
burung puyuh 10% dan 250 gram kompos media tanam
organik); P2 (limbah feses burung puyuh 20% dan 250 gram
kompos media tanam organik); dan P3 (limbah feses burung
puyuh 30% dan 250 gram kompos media tanam organik).
Variabel yang diukur antara lain tinggi tanaman, jumlah daun
dan diameter batang tanaman tomat. Data dianalisis
menggunakan Analysis of Varians (ANNOVA), jika ada
perbedaan pengaruh akan dilanjutkan dengan Uji Jarak
Berganda Duncan (DMRT).
Hasil penelitian terhadap variabel tinggi tanaman pada
umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, 35 HST, 42 HST menunjukan
bahwa perlakuan limbah feses burung puyuh berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi dengan perolehan nilai tertinggi
diperoleh P1 atau level kompos limbah feses burung puyuh
10% untuk semua umur tanaman dengan masing nilai 6,65 cm
(7 HST); 9,6 cm (14 HST); 13,33 cm (21 HST); 24,7 cm (28
HST); 26,18 cm (35 HST); dan 46 cm (42 HST). Pengaruh
kompos limbah feses burung puyuh memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap variabel pertumbuhan diameter tanaman
tomat pada semua umur. Hasil pengamatan diameter batang
menunjukan bahwa aplikasi pemberian level limbah feses
burung puyuh 10% memperoleh nilai tertinggi diameter
tanaman tomat dengan perolehen dan umur antara lain 1,067
cm (21 HST); 1,57 cm (28 HST) dan 1,72 cm (35 HST)
ix
sedangkan pada umur 42 HST rata-rata tertinggi nilai diameter
tanaman tomat diperoleh P3 atau level limbah feses burung
puyuh 30% dengan nilai 6,32 cm. Variabel pengamatan
jumlah daun menunjukan bahwa interaksi pemberian level
limbah feses burung puyuh terhadap respon jumlah daun
tanaman tomat berpengaruh nyata pada umur 7 HST dan
berpengaruh sangat nyata pada umur 14 HST, 21 HST, 28
HST, 35 HST dan 42 HST. Perolehan jumlah helai daun
tanaman tomat tertinggi diperoleh P1 dengan level limbah
feses burung puyuh 10% dengan masing-masing rata-rata nilai
dan umur antara lain 2,5 helai (7 HST); 6,17 helai (14 HST);
11,83 helai (21 HST); 22,16 helai (28 HST); 28,83 helai (35
HST) dan 65, 83 helai (42 HST). |
id |
IOS4666.188575 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2022-02-07T03:28:08Z |
last_indexed |
2022-02-07T03:28:08Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751456326493405184 |
score |
17.538404 |